REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan mengagalkan semua upaya yang membatasinya dari energi di dekat pantainya, ungkap presiden Turki pada Rabu.
Presiden Turki menyinggung keputusan Ottoman pada tahun 1920 yang membatalkan Perjanjian di Sevres, yang ingin mengurung dan menahan bangsa Turki di garis pantainya.
"Sama seperti mereka menolak Perjanjian Sevres 100 tahun lalu, Turki tidak akan tunduk pada Sevres modern yang dirancang di Mediterania Timur," kata Recep Tayyip Erdogan di Ankara, ibu kota Turki.
Berbicara pada acara pembukaan perusahaan manufaktur panel surya terintegrasi pertama di Turki, Erdogan menggarisbawahi tidak ada kekuatan kolonial yang dapat merampas Turki dari sumber energi yang ada di wilayah tersebut.
Turki menuduh Yunani, Prancis, Mesir, dan negara-negara lain mencoba mengambil sumber energi Mediterania secara ilegal.
Setelah Perang Dunia I, Perang Kemerdekaan Turki mendorong kembali Sevres, sebuah pakta yang dimaksudkan untuk melikuidasi Kekaisaran Ottoman dan semuanya kecuali menghapus kedaulatan Turki, mendukung Perjanjian Lausanne 1923.
Erdogan menambahkan bahwa perjuangan Turki di berbagai wilayah mulai dari Mediterania Timur hingga Libya merupakan perjuangan untuk masa depannya, selain memperjuangkan hak-hak negeri.
'Turki kembali dapat momentum ekonomi sebelum pandemi’
Mengenai situasi Turki selama pandemi virus korona, Erdogan mengatakan wabah di Turki "masih terkendali" meskip ada sedikit peningkatan kasus selama beberapa hari terakhir.
“Kami melihat bahwa lalu lintas udara sudah mendapatkan kembali momentum yang hilang [karena pandemi],” kata dia menambahkan bahwa kunjungan sejumlah turis Rusia, Ukraina, dan Jerman telah mengangkat sektor pariwisata Turki.
Dia mengatakan kinerja industri produksi yang kuat pada Juni menempatkan Turki di antara lima besar ekonomi dengan pemulihan tercepat di dunia.
Ada peningkatan 17,6 persen dalam produksi bulanan Turki di bulan Juni, kata presiden Turki.
Erdogan menekankan bahwa ekonomi Turki telah mendapatkan kembali momentum pra-pandemi meski ada tantangan krisis yang disebabkan oleh pihak asing, dia yakin semua upaya yang dilakukan akan lebih memperbaiki situasi.