REPUBLIKA.CO.ID, SANYA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, pemerintah akan terus berupaya menurunkan angka defisit perdagangan nasional. Cara yang ditempuh antara lain dengan melakukan kerja sama ekonomi dengan negara lain, dalam hal ini China.
Indonesia, kata Retno, dapat menekan defisit perdagangan dengan China sampai 46,08 persen karena angka ekspor naik dan nilai impor menurun pada semester I 2020. "Angka ekspor Indonesia ke China mengalami peningkatan sekitar 11,74 persen pada semester 1 2020 dari 12,32 miliar dolar AS menjadi 13,77 miliar dolar AS dibandingkan nilai ekspor pada semester satu 2019," ujar Retno dalam pengarahan media setelah bertemu Menlu China Wang Yi, Kamis (21/8) malam.
Dalam hal ini, Indonesia menginisiasi pembentukan Joint Working Group for Trade guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan. Hal itu juga guna memfasilitasi semakin terbukanya pasar China bagi produk Indonesia.
Sementara untuk investasi, China masih menduduki peringkat kedua terbesar setelah Singapura. Retno menjelaskan, untuk semester 1 tahun 2020 telah terjadi peningkatan investasi dengan China dari 2,2 miliar dolar AS menjadi 2,4 miliar dolar AS atau meningkat 9 persen dibanding semester pertama 2019.
Beberapa menteri RI mengadakan pertemuan bilateral dengan China pada Kamis dan selanjutnya akan ke Uni Emirat Arab untuk membahas perkembangan isu vaksin Covid-19. Pertemuan dengan China membahas sejumlah isu, antara lain penguatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, kesehatan dan keamanan.
"Komitmen kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral berdasarkan asas saling menghormati dan saling menguntungkan," ujar Retno.
Selain menghadiri pertemuan bilateral, Menlu Retno bersama Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan penandatangan dokumen perjanjian dan nota kesepahaman antara Bio Farma dan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac. Tidak hanya itu, dua menteri yang diutus Presiden RI Joko Widodo ke China itu juga menemui perwakilan dari Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm) dan perusahaan vaksin CanSinoBio, serta perusahaan konstruksi Cina Railway.