Sabtu 22 Aug 2020 00:19 WIB

Dinkes Kota Bogor Temukan Lagi 10 Kasus Positif Covid-19

Penularannya kini di permukiman dan keluarga sehingga muncul klaster keluarga.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto  mengikuti agenda rapat kordinasi Jabodetabek Punjur, di Bogor, Jawa Barat, Senin (27/7). Rapat tersebut membahas tentang Perpres 60 tahun 2020 tentang rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabek dan Puncak dan Cianjur.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengikuti agenda rapat kordinasi Jabodetabek Punjur, di Bogor, Jawa Barat, Senin (27/7). Rapat tersebut membahas tentang Perpres 60 tahun 2020 tentang rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabek dan Puncak dan Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan Kota Bogor menemukan lagi 10 kasus Covid-19 dari warga kota ini yang terkonfirmasi positif melalui pencarian kasus. Sehingga kasus positif Covid-19 sampai dengan Jumat hari ini sebanyak 467 kasus.

"Sedangkan, kasus positif yang berhasil sembuh pada hari ini ada delapan kasus, sehingga kasus sembuh seluruhnya menjadi 255 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno, Jumat (21/8), saat menjelaskan data harian perkembangan penanganan Covid-19 di Kota Bogor.

Baca Juga

Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, jumlah kasus positif sembuh ada 255 kasus dari akumulasi kasus positif Covid-19 seluruhnya yakni 467 kasus. Sehingga persentase tingkat kesembuhan pada Jumat hari ini adalah 54,60 persen.

Pada sehari sebelumnya, kasus positif sembuh seluruhnya menjadi 247 kasus dari akumulasi kasus positif Covid-19 pada Kamis (20/8). Sehingga persentase tingkat kesembuhannya menjadi 54,04 persen.

Berdasarkan akumulasi 467 kasus positif tersebut, kasus positif sembuh ada 255 kasus dan kasus positif meninggal dunia sebanyak 26 kasus. Sehingga kasus positif yang masih sakit dan dirawat 186 kasus.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengkhawatirkan adanya penularan Covid-19 di Kota Bogor dengan trendnya meningkat. Apalagi penularannya di permukiman dan keluarga, karena munculnya klaster keluarga yang semakin dominan.

"Adanya penularan COVID-19 di lingkungan permukiman dan keluarga, sangat mengkhawatirkan, karena keluarga saling kontak erat dan warga di pemukiman saling berkunjung," kata Bima Arya Sugiarto, di Kota Bogor, Rabu (19/8).

Menurut Bima Arya, peningkatan penularan Covid-19 dari klaster keluarga menunjukkan adanya pergeseran tren dari penularan imported case menjadi local case.

Pada sisi lain, Bima Arya melihat, peningkatan penularan Covid-19 pada klaster keluarga, karena kesadaran masyarakat yang semakin menurun, setelah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar adaptasi kebiasaan baru (PSBB AKB) mulai awal Agustus. Akibatnya kecepatan penularan Covid-19 jadi meningkat.

Guna menekan penyebaran Covid-19, Pemkot Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor melakukan kampanye masif AKB dan Implementasi Protokol Kesehatan, yakni 'Gebrak Masker' dan 'Bogor Bermasker'.

Kampanye masif itu dilakukan dengan mengampanyekan tiga langkah protokol kesehatan, serta mengedukasi warga untuk memiliki kesadaran pola hidup bersih dan sehat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement