REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perusahaan asal Singapura yang hendak mengakuisisi saham klub sepak bola Newcastle United, Bellagraph Nova Group (BN Group), tersandung persoalan serius. Sejumlah media dunia memberitakan praktik pemalsuan informasi yang dilakukan perusahaan asal Singapura tersebut dalam mendongkrak citra perusahaan.
Kantor berita Reuters, Sabtu (22/8), menemukan sejumlah keganjilan tentang perusahaan tersebut. Ada sejumlah klaim informasi tentang BN Group yang ternyata merupakan informasi palsu alias hoaks. Reuters juga melakukan penelusuran ke sejumlah lokasi untuk memastikan informasi mengenai identitas perusahaan yang ternyata tidak konsisten.
Salah satu hoaks yang dilakukan adalah mengedit foto mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dengan sejumlah eksekutif perusahaan dengan latar tulisan BN Group. Ternyata foto yang diklaim sebagai pertemuan antara Obama dengan eksekutif perusahaan asal Singapura adalah hasil rekayasa digital.
Foto yang awalnya terpampang di laman resmi BN Group sontak dihapus ketika Reuters mencoba mengklarifikasi keaslian gambar tersebut. Perwakilan BN Group Nereides Antonio Giamundo de Bourbon mengakui bahwa foto Obama itu adalah hasil editan.
Bourbon berkilah yang mereka lakukan bukan untuk tujuan kejahatan. "Kami adalah sekumpulan orang yang memiliki keseriusan (dalam berbisnis). Satu-satunya hal yang ambigu hanyalah soal photoshop itu. Tapi tak ada maksud kejahatan di baliknya," kata Bourbon seperti dilansir Reuters.
Namun keseriusan BN Group sebagai perusahaan dipertanyakan mengingat temuan Reuters di lokasi yang diklaim sebagai kantor perusahaan di Paris, Prancis. Otoritas di Paris memastikan tak ada nama BN Group teregistrasi di kawasan itu. Lokasi yang diklaim sebagai kantor perusahaan di Place Vendome juga ternyata tak akurat. Setelah lokasi itu dikunjungi Reuters, tidak ditemukan perusahaan bernama BN Group.
Selain itu, perusahaan teknologi finansial Hydra X yang disebut BN Group sebagai salah satu entitas perusahaan dan menjalankan trading di bursa Singapura, membantah klaim tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan otoritas bursa Singapura.
Temuan Reuters tentang praktik negatif perusahaan Singapura itu sontak mengancam terlaksananya jual beli saham Newcastle United. Sebelumnya BN Group berencana mengambil alih saham klub Liga Primer Inggris tersebut.
Namun, selepas temuan media soal praktik negatif yang dilakukan BN Group kini sejumlah fan Newcastle United menolak. Pihak klub juga menolak diambil-alih perusahaan yang tidak memiliki asal usul yang jelas.