REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki mengumumkan penemuan gas alam terbesarnya di Laut Hitam 320 miliar meter kubik pada Jumat (21/8). Menurut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, temuan gas alam itu bagian dari cadangan yang lebih besar dan dapat mulai beroperasi segera pada 2023.
"Turki telah menyadari penemuan gas alam terbesar dalam sejarahnya di Laut Hitam," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi secara luas dari istana Ottoman di Istanbul.
Erdogan terlihat terhubung ke sebuah kapal bor di Laut Hitam barat, sekitar 100 mil laut di utara pantai Turki. Jika gas dapat diekstraksi secara komersial, penemuan tersebut dapat mengubah ketergantungan Turki pada Rusia, Iran, dan Azerbaijan untuk impor energi. Erdogan mengatakan, negaranya pada akhirnya bertekad untuk menjadi negara eksportir energi.
"Cadangan ini sebenarnya adalah bagian dari sumber yang jauh lebih besar. Insya Allah akan lebih banyak lagi yang datang. Tidak akan ada henti sampai kita menjadi negara eksportir energi," kata Erdogan.
Menteri Energi Turki, Fatih Donmez, mengatakan penemuan gas itu terletak di perairan sedalam 2.100 meter dengan pengeboran hingga 1.400 meter di bawah dasar laut. "Kami akan turun 1.000 meter lagi ... dan data menunjukkan kami mungkin akan mencapai gas di sana juga," ujarnya menjelaskan pengoperasian gas di lapangan akan ditangani oleh perusahaan milik negara.
Selain Laut Hitam, Turki telah mengeksplorasi hidrokarbon di Mediterania, operasi survei di perairan yang disengketakan telah menarik protes dari Yunani dan Siprus. Kapal perang Yunani dan Turki yang membayangi kapal survei Turki bertabrakan di wilayah itu minggu lalu.