Sabtu 22 Aug 2020 13:39 WIB

Pelajar Indonesia se-Dunia diajak Kembali ke Desa

Pelajar Indonesia Harus Jadi Bagian Pembangunan Desa

Founder Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko bersama founder Lembaga Survei KedaiKopi Hendri Satrio menjadi narasumber dalam diskusi kedai kopi. Budiman Sudjatmiko, menantang Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-dunia untuk memegang kendali pembangunan di tingkat desa.
Foto: Republika/Prayogi
Founder Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko bersama founder Lembaga Survei KedaiKopi Hendri Satrio menjadi narasumber dalam diskusi kedai kopi. Budiman Sudjatmiko, menantang Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-dunia untuk memegang kendali pembangunan di tingkat desa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko, menantang Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-dunia untuk memegang kendali pembangunan di tingkat desa. para alumnus PPI diharapkan menjadi penggerak pembangunan khususnya dalam bidang teknologi dan informasi di desa untuk menjemput revolusi 4,0. 

"Para pelajar Indonesia di dunia harus menjadi bagian dari pembangunan desa untuk menggerakan pembangunan dan perkembangan digital di tingkat desa," kata Budiman dalam Webinar Simposium XII PPI Dunia 2020 dengan topik Inovasi Teknologi 4.0, berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/8).

Saat ini jumlah desa di Indonesia ada 74.517 desa. Sedangkan jumlah pelajar Indonesia di luar negeri ada sekitar 76 ribu orang. Budiman yang merupakan aktivis pro demokrasi melawan Orde Baru ini membayangkan jika para alumninya menjadi CEO di Badan Usaha Milik Desa (BUMDEs).

"Bayangkan kalau sepersepuluhnya atau 7.600 orang saja jadi CEO BUMdes, keren kan? saya menyerukan anak-anak muda membuat gerakan membenahi desa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," sambung penggagas Undang-Undang Desa di DPR ini.

Menurutnya masih banyak potensi dari desa yang harus digali. Generasi muda apalagi para lulusan kampus luar negeri harus bisa membangun desa, bukan cuma berpikir untuk dirinya sendiri.

"Coba teman-teman berpikir ke sana, bukan cuma pikir bekerja di perushaaan besar. coba kembali ke desa, banyak potensi di desa," ucapnya.

Tidak hanya menantang anak muda dan mahasiswa Indonesia di luar negeri, Budiman juga mencontohkan lewat Inovator 4.0 yang kini tengah membangun koperasi berbasis komunitas bernama Koperasi Satelit Desa Indonesia (KSDI). Cita-citanya adalah mengorbitkan satelit sendiri untuk membangun jaringan ke pelosok negeri. Bagi Budiman, satelit untuk desa sangat penting agar konektivitas bisa sampai ke pelosok-pelosok daerah.

"Kita punya visi memastikan desa punya satelit sendiri. Kita fokus untuk daerah, desa-desa yang blindspot agar tersambung. Memang pemerintah punya Palapa Ring, tapi itu istilahnya hanya seperti 'jalan tol'. Jalan tol kan jalan sekitarnya istilahnya belum terbangun. Kita ingin membangun 'jalan-jalan' ke pelosok daerah agar semua bisa tersambung," ucapnya.

Visi mantan aktivis 98 ini mendapat apresiasi dari Kepala Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza. Menurutnya pemikiran Budiman sangat komprehensif mengenai pembangunan teknologi di desa. "Penjelasan mas Budiman ini sangat melengkapi, beliau sangat pajang lebar dan konprehensif," saya hanya mengelaborasinya," pungkas Hammam.

Para anggota PPI yang mengikuti webinar juga antusias dengan penjelasan Budiman, terlihat dari banyaknya pertanyaan soal penerapan dan pembangunan teknologi di desa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement