Pandemi Covid-19 yang menerjang dunia sejak akhir tahun 2019 lalu, menggoyang seluruh sektor bisnis dan industri. PT Len Industri merupakan salah satu perusahaan BUMN yang kinerjanya terdampak secara signifikan. Perseroan kini kembali meninjau target atau Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020. Di awal tahun, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp5,7 triliun, namun kini angkanya direvisi menjadi Rp4,2 triliun.
“Tahun lalu Len berhasil membukukan pendapatan Rp4,2 triliun. Tahun ini memang tidak mudah dan banyak penyesuaian, sehingga 2020 ini kami ingin fokus mempertahankan pencapaian tahun lalu,” jelas Zakky Gamal Yasin, Direktur Utama Len Industri.
Untuk mencapai target tersebut, LEN Industri telah merancang program quick wins 2020. Program tersebut berupa penguatan produksi radar dan penguatan posisi perusahaan di industri pertahanan. Langkah yang akan diambil adalah dengan menjad lead integrator radar dan integrator naval combat system di Indonesia.
Program quick wins 2020 juga menyasar peningkatan kompetensi SDM, penguatan kondisi finansial perusahaan, optimalisasi program inovasi bisnis, pengembangan produk dan teknologi, serta penetrasi dan ekspansi bisnis. “Mulai tahun 2020, Len Industri juga telah melakukan transformasi proses bisnis melalui penerapan Len 5.0 ERP System,” kata Zakky menambahkan.
Bidang transportasi perkeretaapian masih mendominasi dengan target capaian sebesar 34,7% dari total pendapatan. Angka ini diikuti oleh bidang renewable energy sebesar 18,7%, ICT dan navigasi sebesar 22,3%, serta pertahanan dan pendapatan lainnya yang masing-masing menyumbangkan angka sebanyak 15,9%, dan 8,4%.
Selain mengerjakan proyek carry over yang berhasil didapatkan pada tahun lalu, perseroan juga telah mengantongi sejumlah proyek baru. Proyek yang disebut di awal adalah perbaikan Sista Meriam Komposit TD2000, Modernisasi Kapal Multi Role Light Frigate (MRLF), perbaikan Simulator ATNP Kolat Armada dan Simulator NFS Kolat Armada, pengadaan Alkom dan Intercomm, dan proyek Joint Production Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Sementara itu, di bidang non-pertahanan, perusahaan juga telah mengantongi proyek baru seperti proyek Jaringan Gas (Jargas) Rumah Tangga Serang 6111SR, Penerangan Jalan Umum (PJU), Persinyalan dan Telekomunikasi (Sintel) jalur Makassar – Parepare, jalur Bogor – Cicurug, dan jalur Kedundang – New Yogyakarta International Airport (NYIA), pemelliharan Radar Cuaca dan Sistem Monitoring Gempa Bumi BMKG, dan juga proyek Managed Service Partner BRIBox.
Di tempat yang terpisah, saat diwawancarai secara eksklusif oleh SWA Online, Zakky mengatakan, pihaknya akan menyasar pasar regional yakni ke wilayah Asia dan Afrika. Hal ini dilakukan untuk menyiasati kondisi pasar domestik yang seringkali mengalami goncangan.
“Setelah berhasil membangun LRT, Sky Train, kami lebih percaya diri untuk mengerjakan project perkertaapian di regional bekerjasama dengan PT Inka, PT Waskita, dan PT Wika melalui skema konsorsium,” kata dia kepada SWA Online. Dengan mengantongi sejumlah proyek baru dan penerapan program-program perbaikan kinerja dirinya optimis target tahun 2020 akan mencapai target yang ditetapkan.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id