REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Eksekutif Institute Indonesia, Lili Nur Aulia, memyatakan peristiwa yang terjadi di Timur Tengah saat ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap proses kemerdekaan Palestina. Dia melihat, kondisi apapun yang terjadi di kawasan teluk akan bermuara pada isu Palestina dan Israel.
Menurut Lili, hal terbaru yang akan berpengaruh adalah dibukanya hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Dia menduga hubungan kerja sama ini akan diikuti oleh negara-negara Arab lain.
Meski begitu, Indonesia telah berkali-kali menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Untuk bisa mendukung negara tersebut dalam menghadapi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab lain, Lili menekankan ada enam peran yang dapat dilakukan Indonesia.
"Pertama, kita perlu memperkuat jati diri bangsa Indonesia berdasar Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika yang mendukung kemerdekaan dan melawan penjajahan," kata Lili.
Kemudian, Indonesia harus mengikuti perkembangan geopolitik yang memengaruhi persoalan Palestina. Setelah itu menyaring informasi yang benar dan menghindari importasi konflik ke dalam negeri.
Indonesia pun dinilai tetap harus melanjutkan penyalurkan bantuan secara legal dan konstitusional ke Palestina. Kontribusi masyarakat sipil dan lembaga kemanusiaan Indonesia dalam keringanan beban derita rakyat Palestina seperti Adara Relief International, Komite Nasional untuk Rakyat Indonesia (KNRP), ACT, atauz PKPU Human Initiative, disamping bantuan pemerintah Indonesia.
Selain itu, Indonesia mesti bersikap proporsional pun tetal harus dijalankan. Poin terakhir, Lili mengingatkan, Indoneisa harus terus membantu memberitakan masalah Palestina berdasar sudut pandang yang objektif.