Ahad 23 Aug 2020 06:01 WIB

Pasien Positif Covid-19 di Kota Bogor Bertambah 12 Orang

Sebagian besar penambahan kasus Covid-19 itu berasal dari klaster keluarga.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pasien positif Covid-19 di Kota Bogor bertambah 12 orang sesuai data yang disampaikan oleh dinas kesehatan kota setempat. Sebagian besar penambahan kasus itu berasal dari klaster keluarga.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retnodi Bogor, Sabtu (22/8) mengatakan, 12 kasus positif Covid-19 yang baru ditemukan sebagian besar tertular dari klaster keluarga. Sehingga keluarga yang menjadi klaster Covid-19 di Kota Bogor juga terus bertambah.

Baca Juga

Salah satu keluarga yang menjadi klaster dari 12 warga yang terkonfirmasi positif adalah, seorang ibu berusia 36 tahun serta dua orang anak balitanya di Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat. Ketiganya dinyatakan terkonfirmasi positif. Dengan adanya tambahan 12 pasien baru yang positif, maka kasus positif COVID-19 di Kota Bogor seluruhnya menjadi 479 orang.

Sementara, kasus pasien positif yang sembuh pada Sabtu ada 10 orang sehingga seluruhnya ada 265 pasien sembuh. Dari jumlah tersebut, persentase kasus sembuh menjadi 55,32 persen.

Retno menjelaskan, dari kasus positif Covid-19 seluruhnya, yakni 479 orang, sebanyak 265 kasus berhasil sembuh, 26 kasus positif meninggal dunia, dan yang masih dalam perawatan di rumah sakit ada 188 orang.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengkhawatirkan wilayahnya bisa kembali menjadi zona merah atau berisiko tinggi, karena penularan Covid-19 trennya terus meningkat. Yang lebih banyak saat ini dari klaster keluarga.

"Adanya penularan Covid-19 di lingkungan permukiman dan keluarga, sangat mengkhawatirkan, karena keluarga saling kontak erat dan warga di permukiman saling berkunjung," kata Bima Arya Sugiarto, di Kota Bogor, Rabu (19/8).

Menurut Bima Arya, peningkatan penularan Covid-19 dari klaster keluarga menunjukkan adanya pergeseran tren dari penularan imported case menjadi local case. Bima juga melihat, tren peningkatan penularan Covid-19 pada klaster keluarga, karena kesadaran masyarakat yang semakin menurun, setelah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar adaptasi kebiasaan baru (PSBB AKB) mulai awal Agustus. Akibatna, kecepatan penularan Covid-19 jadi meningkat.

Guna menekan penyebaran Covid-19, Pemkot Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor melakukan kampanye masif AKB dan Implementasi Protokol Kesehatan, yakni "Gebrak Masker" dan "Bogor Bermasker".

Kampanye masif itu dilakukan dengan mengampanyekan tiga langkah protokol kesehatan serta mengedukasi warga untuk memiliki kesadaran pola hidup bersih dan sehat.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement