REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehilangan indera penciuman merupakan salah satu gejala ada Covid-19. Adakah bedanya dengan kehilangan indera penciuman akibat flu?
Tim peneliti dari Eropa berhasil menemukan adanya perbedaan antara kehilangan indera penciuman akibat Covid-19 dan flu. Pada pasien Covid-19, kehilangan indera penciuman cenderung tiba-tiba dan berat.
Selain itu, kehilangan indera penciuman pada Covid-19 juga tidak disertai dengan hidung meler atau hidung tersumbat. Sebagian besar pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman tetap bisa bernapas dengan lega, tanpa sumbatan di hidung.
Perbedaan lainnya, pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman juga kehilangan indera perasa. Melalui jurnal Rhinology tim peneliti mengatakan pasien Covid-19 ini bahkan sampai tak bisa membedakan rasa pahit dan manis.
Para ahli menilai hal ini bisa terjadi karena virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, mempengaruhi sel saraf yang terlibat dalam sensasi penciuman dan rasa secara langsung.
"Ini sangat menarik karena artinya tes penciuman dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dan pasien flu atau pilek biasa," ujar ketua tim peneliti dari University of East Anglia Prof Carl Philpott, seperti dilansir BBC, Ahad (23/8).
Tes yang sederhana ini bahkan bisa dilakukan secara mandiri oleh orang-orang di rumah. Beberapa caranya adalah dengan mencoba mencium dan merasakan kopi, bawang putih, jeruk, lemon, dan gula. Akan tetapi, Prof Philpott mengingatkan bahwa tes swab tetap perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis Covid-19.
Akan tetapi, hilangnya indera penciuman dan perasa pada pasien Covid-19 bersifat sementara. Sebagian besar pasien Covid-19 mendapatkan kembali indera penciuman dan perasanya dalam kurun waktu beberapa minggu setelah sembuh.