REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Anggota Indo-Islamic Cultural Foundation (IICF) pada Sabtu (22/8), secara resmi telah mengambil alih kepemilikan tanah seluas lima hektare untuk Dewan Wakaf Pusat Sunni Uttar Pradesh di Desa Dhannipur Ayodhya. Tanah tersebut dialokasikan untuk membangun masjid sesuai putusan Mahkamah Agung 9 November tahun lalu.
Sekretarus sekaligus Juru Bicara IICF, Athar Hussain, mengatakan, mereka juga akan melakukan pengukuran di lokasi tersebut. Selain masjid, rumah sakit, dapur umum, pusat penelitian dan perpustakaan kemungkinan besar akan dibangun di sana.
"Kami mengunjungi situs hari ini dan melakukan pengukuran tanah untuk rencana topografi IICF. Saat berkunjung ke Dhannipur, saya didampingi oleh Imran Ahmad sebagai wali," kata Hussain dilansir di Hindustan Times, Ahad (23/8).
Hussain menambahkan, setelah pekerjaan demarkasi yang diselesaikan oleh Sohawal tehsil setempat, kini diperlukan dimensi yang tepat dari plot seluas lima hektar untuk mempersiapkan rencana arsitektur yang kompleks.
IICF baru-baru ini mengatakan masjid di tanah itu kemungkinan besar akan dikenal sebagai 'Masjid Dhannipur'. Hussain mengakui banyak saran yang berdatangan dan nama 'Masjid Dhannipur' menduduki puncak teratas dari daftar nama yang masuk.
IICF juga mengundang aplikasi dari arsitek di seluruh negeri untuk membantu desain masjid yang akan dibangun dengan tema Indo-Islam. IICF sendiri adalah amanah yang dibentuk oleh pengurus untuk menjaga pengembangan lahan seluas lima hektar.
Putusan Mahkamah Agung India pada 9 November lalu menyerahkan situs Masjid Babri kepada umat Hindu. Di lokasi Masjid Babri yang disengketakan itu kemudian akan dibangun Kuil Ram.
Sementara itu, berdasarkan putusan ini, pemerintah Uttar Pradesh memberikan lima hektare tanah di distrik Ayodhya kepada Dewan Wakaf Sunni Pusat untuk membangun masjid baru. Situs ini berjarak 25 kilometer dari tempat kuil Ram yang diusulkan akan dibangun dan 18 kilometer dari pusat distrik, Faizabad.