Ahad 23 Aug 2020 10:15 WIB

Anak Muda Diminta Hati-Hati Investasi di Masa Pandemi

Anak muda harus menciptakan strategi bertahan di masa pandemi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Anak Muda Diminta Hati-Hati Investasi di Masa Pandemi. Foto: Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Anak Muda Diminta Hati-Hati Investasi di Masa Pandemi. Foto: Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Paramadina, Prof. Firmanzah menilai bahwa dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan semua negara. Menurut dia, secara global telah terjadi peningkatan angka pengangguran, menurunnya aktifitas sektor jasa, menurunnya bisnis ritel dan manufaktur.

Karena itu, Firmanzah mengingatkan kepada anak muda untuk menciptakan strategi bertahan di masa pandemi saat ini. Menurut dia, anak muda harus berhati-hati berinvestasi dan melakukan ekapansi usaha di tengah pandemi.

Baca Juga

"Bagi anak muda yang mempunyai cash flow besar harus hati-hati dalam berinvestasi dan ekspansi usaha. Yang terpenting adalah fokus terhadap kondisi masing-masing sembari memperkuat otot, networking, resources, modal, sehingga apapun kondisi pasca covid ini berlalau modal tadi bisa kita maksimalkan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (22/8).

Hal ini disampaikan Firmanzah saat menjadi pembicara dalam acara Webinar yang diselenggarakan DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) belum lama ini. Webinar tersebut mengangkat tema "Strategi Pemulihan Ekonomi Nasional".

Lebih lanjut, Firmanzah menjelaskan bahwa Bank Dunia sendiri telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi global bisa minus 5,2 persen tahun ini, begitu juga IMF merevisi pertumbuhan konomi menjadi -4,9 persen. Menurut dia, hal ini akan semakin meningkat jika ada dampak gelombang kedua pandemi Covid-19.

Firmanzah mengatakan, resesi telah terjadi di berbagai negara karena pandemi Covid-19. Pada kuartal kedua 2020, pertumbuham ekonomi Indonesia sendiri minus 5,32 persen. Dia pun berharap pada kuarta ketiga nantinya ada perbaikan.

"Ini menjadi perhatian kita semua dan saya kira pemerintah telah melakukan usaha maksimal, baik BI atau OJK sudah bekerja keras agar tidak terjadi resesi," ucap Firmanzah.

Sementara itu, Ketua DPP KNPI sekaligus ketua panitia webinar, Ogie Sugiyono berharap kondisi distrupsi perdagangan Internasional saat ini tidak sampai menjadikan krisis pangan dunia. Karena itu, menurut dia, pemerintah perlu segera melakukan langkah strategis untuk meminimalisir dampak Covid-19 terhadap krisis pangan.

"Berbagai kebijakan pemerintah seperti pembagian sembako, bantuan sosial, program prakerja, program PKH, pembebasan tarif listrik 450 VA dan diskon untuk 900 VA, program padat karya, dan lainnnya harus tepat sasaran agar daya beli masyarakat pulih," ucapnya.

Dia mengatakan, KNPI sendiri kedepannya akan mengawal dan turut terlibat dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional.

"Jangan sampai ada salah sasaran penerima program-program pemulihan ekonomi terdampak Covid-19. Anak muda akan terus mengawal dan terlibat sebagai mitra dalam menemukan solusi untuk tantangan sosial-ekonomi yang dihadapi negara ini," kata Ogie. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement