Ahad 23 Aug 2020 23:40 WIB

Sejumlah Desa di Tulungagung Kembangkan Wisata Rintisan

Wisatawan berbondong-bondong menikmati enak wahana berkonsep taman.

Wisatawan berjalan di tengah taman bunga dengan latar belakang patung keris di taman wisata Nakula Park, Desa Kendalbulur, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad  (23/8/2020). Objek wisata rintisan berbasis desa dengan harga tiket Rp2 ribu per orang ini ramai dikunjungi wisatawan saat liburan akhir pekan.
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Wisatawan berjalan di tengah taman bunga dengan latar belakang patung keris di taman wisata Nakula Park, Desa Kendalbulur, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (23/8/2020). Objek wisata rintisan berbasis desa dengan harga tiket Rp2 ribu per orang ini ramai dikunjungi wisatawan saat liburan akhir pekan.

REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Sejumlah desa di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengembangkan model wisata rintisan yang dikelola masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama kelompok sadar wisata setempat.

Dua ikon wisata rintisan yang ramai dikunjungi wisatawan sejak pembukaan objek wisata di era pandemi Covid-19 dengan konsep adaptasi kenormalan baru itu terpantau di objek wisata Nakula Park di Desa Kendalbulur dan Agropark Njegong di Desa Waung (keduanya di Kecamatan Boyolangu), Ahad (23/8).

Sejak pagi hingga siang, wisatawan berbondong-bondong menikmati enak wahana berkonsep taman, perkebunan serta budaya tersebut.

Di taman Nakula atau Nakula Park yang berlokasi di pinggiran Desa Kendalbulur, misalnya. Setiap hari taman yang buka mulai pukul 07.00 hingga 20.00 WIB ini bisa dikunjungi hingga 1.500 wisatawan.

Jumlah ini meningkat tajam saat libur akhir pekan dan libur hari besar tahu baru Islam, Kamis (20/8) hingga Minggu ini. "Objek wisata baru berbasis desa ini dikelola oleh BUMDes Kendalbulur dengan menekankan nilai-nilai lokalitas, budaya daerah yang dikolaborasikan dengan taman bunga warna-warni," kata Kepala Desa Kendalbulur Anang Mustofa.

Membuat objek wisata rintisan tersebut mulanya lebih diperuntukkan untuk taman wisata warga desa sendiri. Menggunakan tanah kas desa yang cukup luas di tepi areal persawahan setempat, Pemdes Kendalbulur mengembangkannya menjadi taman rekreasi yang indah menggunakan dana desa serta subsidi dari Pemkab Tulungagung.

"Anggaran yang terserap untuk membangun ikon wisata rintisan desa ini cukup besar, mencapai ratusan juta rupiah. Namun hasilnya juga lumayan bagus, hingga saat ini (sebulanan sejak dibuka, red.) Nakula Park sudah meraup omzet hingga Rp500 juta," paparnya.

Serapan pendapatan itu belum termasuk uang yang dibelanjakan wisatawan untuk para pedagang di sekitar lokasi. Keramaian serupa terpantau di objek wisata rintisan Agrowisata Belimbing "Njegong Park" yang memiliki ikon miniatur menara Eiffel setinggi 20-an meter yang dibuat dari rangkaian bambu kering.

Selain menyuguhkan agrowisata belimbing dengan produk buah belimbing segar yang bisa dipetik di pohonnya oleh wisatawan, wisata rintisan ini juga memberdayakan banyak pedagang makanan tradisional yang semuanya warga sekitar desa.

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan munculnya tempat-tempat wisata berbasis desa di Tulungagung ini wujud upaya warga bersama pemerintah desa dalam memberdayakan potensi yang ada.

Harapannya, keberadaan wisata rintisan berbasis desa ini bisa memberikan manfaat dan menyejahterakan warganya, serta menumbuhkan usaha kreatif. "Tentunya bagi masyarakat yang berjualan di sekitar sini akan mendapatkan penghasilan, ini bagus," katanya.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement