Senin 24 Aug 2020 06:32 WIB

Gatotkaca N250, Tantangan Generasi Melek Teknologi

Indonesia kini cuma sebagai konsumen atas setiap teknologi yang dibuat negara lain. 

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma TNI Fajar Adriyanto (kanan) memberikan arahan tentang dunia penerbangan kepada Pembuat pesawat Swayasa Ultralight asal Pinrang, Haerul (tengah) saat berkunjung ke markas FASI DKI Jakarta di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma TNI Fajar Adriyanto (kanan) memberikan arahan tentang dunia penerbangan kepada Pembuat pesawat Swayasa Ultralight asal Pinrang, Haerul (tengah) saat berkunjung ke markas FASI DKI Jakarta di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pesawat Gatotkaca N250 rancangan BJ Habibie tidak cuma menjadi kebanggaan Indonesia. Kehadirannya jadi bukti bangsa ini, sejak merdeka pada 1945, setidaknya pernah satu kali unggul di dunia dari bidang teknologi.

Sayangnya, bangsa Indonesia kini cuma berperan sebagai konsumen atas setiap teknologi yang dibuat negara-negara lain. Malah, banyak yang membuat budaya menyantap suapan teknologi yang dijejali luar negeri sebagai kebanggaan.

Walau hari berganti, budaya ini sulit tergantikan. Baik generasi milenial atau Y yang lahir era 1980-1995, atau generasi Z yang lahir era 1996-2015, seperti tidak menunjukkan minat menciptakan karya-karya teknologi sendiri.

Padahal, mereka yang kerap disebut generasi melek teknologi, generasi yang peka menangkap hal-hal baru dari dunia teknologi. Karenanya, sepeka apapun mereka, generasi kekinian memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar.

Pekerjaan rumah itu tidak lain mengubah budaya jadi anak-anak yang mencipta karya. Sebab, dari sana Indonesia bisa sekali lagi dihormati bangsa lain, layaknya Gatotkaca N250 yang kecanggihannya pernah begitu dikagumi dunia.

photo
Proses perakitan pesawat N250 Prototipe Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Sabtu (22/8). Bagian tersulit dari perakitan yakni memasang sayap ke badan pesawat. Pasalnya, sayap pesawat utuh tidak dipotong. Pesawat N250 menjadi koleksi ke-70 Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta. Perakitan sendiri diberikan waktu selama lima hari sebelum diserahterimakan kepada museum. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Hal itu pula yang menjadi tujuan Gatotkaca N250 dipindah ke Museum Pusat Dirgantara Mandala, Lanud Adisutjipto, DI Yogyakarta. Sehingga, semakin banyak masyarakat yang bisa melihatnya dan lebih mengetahui sejarahnya.

"Ingin agar pesawat fenomenal buatan bangsa ini bisa dilihat masyarakat, jadi masyarakat tahu bangsa Indonesia pernah jaya di dirgantara," kata Kadispen AU, Marskal TNI Fajar Adriyanto, di Yogyakarta, Sabtu (22/8).

Sekadar pengingat, N250 pada 1995 jadi pesawat penumpang yang sudah memiliki sistem kemudi dan televisi digital. Jadi, terbang memakai sensor elektronik, terlindungi dari miring dan menukik berlebi, semua sudah dikendali komputer.

Penerbangannya tidak cuma disaksikan negara-negara sahabat. Pada 1997, Gatotkaca keliling Eropa tempuh 900 jam ke 30 negara, menjadi primadona di Paris Air Show dan dikagumi negara-negara dunia karena kecanggihannya.

Semua catatan itu memang menjadi fakta yang sulit dipercaya mampu dilakukan Indonesia. Karenanya, fakta-fakta itu menjadi tantangan tersendiri generasi muda untuk tidak sekadar jadi konsumen, tapi jadi produsen bidang teknologi.

Maka itu, Fajar berharap, kehadiran Gatotkaca N250 di Muspusdirla memicu minat kedirgantaraan masyarakat. Serta, melahirkan kreator-kreator baru, layaknya nama BJ Habibie yang dikenal sebagai Bapak Teknologi indonesia.

"Mudah-mudahan ada yang bisa meneruskan Pak Habibie, generasi muda, ini loh kita pernah membuat pesawat sendiri, masa generasi mendatang tidak bisa," ujar Fajar.

Selain harapan, yang tidak kalah penting, generasi kekinian harus diberikan kepercayaan. Kepercayaan untuk ciptakan karya sendiri, kepercayaan untuk sekali lagi jadikan teknologi Indonesia dikenal dan dikagumi dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement