REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Delegasi Taliban mengunjungi Pakistan pada Ahad (23/8). Mereka hendak bertemu para pemimpin negara tersebut untuk membahas proses perdamaian menjelang dimulainya dialog intra-Afghanistan.
"Delegasi tingkat tinggi Imarah Islam (Taliban) yang dipimpin oleh wakil kepala politik, Mullah Abdul Ghani Baradar, telah berangkat ke Pakistan atas undangan kementerian luar negeri negara itu untuk membahas perkembangan terbaru tentang proses perdamaian, keadaan pengungsi Afghanistan di Pakistan, perjalanan orang (lintas batas), dan perdagangan antara dua tetangga," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen melalui akun Twitter pribadinya.
Shaheen tidak memberikan informasi lebih mendetail, seperti siapa saja pemimpin Pakistan yang akan ditemui delegasi Taliban dan berapa lama kunjungan bakal dilangsungkan. Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa delegasi Taliban akan mengadakan pertemuan dengan pemimpin sipil dan militer negara tersebut.
Kunjungan delegasi Taliban ke Pakistan terjadi setelah Afghanistan membebaskan 80 tokoh penting Taliban. Langkah itu merupakan upaya untuk membuka jalan bagi pembicaraan damai intra-Afghanistan. Menurut media lokal, sejauh ini Afghanistan telah membebaskan 4.600 tahanan Taliban. Ada pula 500 tahanan yang tidak ada dalam daftar Taliban.
Pembebasan para tahanan merupakan salah satu bagian dari kesepakatan damai antara Taliban dan Amerika Serikat (AS) yang tercapai di Doha, Qatar, pada Februari lalu. Dalam perjanjian tersebut Taliban menghendaki, sebelum pembicaraan intra-Afghanistan dimulai, pemerintah harus membebaskan para anggotanya yang ditahan. Sebagai balasannya, Taliban pun akan membebaskan pasukan Afghanistan yang telah mereka tawan.
Dalam proses perdamaian Afghanistan, Pakistan memiliki peran signifikan. Pada Desember 2018, Pakistan mengatur pembicaraan langsung yang jarang terjadi antara AS dan Taliban. Hal itu membuka jalan bagi kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan terkait konflik di Afghanistan.
Pada Juli 2015, Pakistan juga pernah memfasilitasi putaran pertama pembicaraan langsung antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban di Islamabad. Proses itu terhenti setelah Taliban mengumumkan kematian pemimpin lama mereka Mullah Omar. Kematiannya memicu perebutan kekuasaan internal yang pahit.
Prosesnya semakin terhambat setelah Mullah Akhtar Mansoor, tokoh pengganti Omar, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di perbatasan Pakistan-Afghanistan pada 2016.