REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bertemu dengan delegasi besar kepemimpinan Hamas, termasuk pemimpin kelompok, Ismail Haniyah, dan wakil pemimpin, Saleh al-Arouri, pada Sabtu (22/8). Pertemuan ini dilakukan di Istana Vahdettin Istanbul.
Menurut laporan kantor berita milik Turki TRT, Erdogan juga menerima ketua biro politik Hamas bersama dengan delegasi yang menyertainya. Pertemuan berlangsung secara tertutup di hadapan Kepala Badan Intelijen Turki, Hakan Fidan, pejabat Komunikasi Kepresidenan Fahrettin Altun, dan juru bicara Istana Kepresidenan Ibrahim Kalin.
Lebih dari seminggu yang lalu, sebuah laporan oleh Telegraph mengonfirmasi bahwa Turki telah memberikan kewarganegaraan kepada pejabat senior Hamas di dalam sel. Laporan itu menyatakan, telah melihat dokumen yang menunjukkan setidaknya satu dari 12 anggota senior Hamas di Turki telah menerima kewarganegaraan Turki dan nomor identitas.
Dikutip dari media Arab Saudi Al Arabiya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menunjuk Haniyah, pemimpin kelompok Palestina Hamas, sebagai teroris pada 2018. Hamas yang mendominasi Jalur Gaza ini telah mendorong penyerangan terhadap Israel dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan beberapa negara Barat lainnya. Bahkan, Haniyeh dan al-Arouri memiliki hadiah 5 juta dolar AS jika dapat ditangkap.