REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengaku masih penasaran terkait penyebab utama kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung). Namun, ia tak mau berspekulasi terkait apa yang menjadi penyebab utama.
Burhanuddin menyerahkan proses penyelidikan penyebab kebakaran kepada kepolisian. “Olah TKP (tempat kejadian perkara) tetap kami minta untuk dijalankan. Karena, kita sangat mendukung untuk bisa tahu apa penyebabnya itu,” kata Burhanuddin di kantor sementara di Badan Diklat Kejaksaan, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).
Burhanuddin menolak ragam pertanyaan spekulasi yang tersebar tentang apa yang menjadi penyebab kebakaran. Termasuk pertanyaan seputar dugaan adanya sabotase yang menjadi penyebab kebakaran.
“Kita juga ingin tahu apa penyebabnya. Karena itu, kita mendukung penyelidikan yang saat ini sudah mulai dilakukan,” terang dia.
Ia memastikan gedung utama yang terbakar tak menyimpan barang, ataupun alat-alat bukti penanganan perkara. Sebab, dia mengatakan, gedung utama yang terbakar tidak didominasi oleh pejabat yang melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus.
Namun, ia mengakui, gedung utama menyimpan berkas-berkas adminsitrasi kepegawaian. Akan tetapi, Burhanuddin menjamin, ada berkas maupun dokumen cadangan yang tersimpan dalam pengarsipan dijital.
Karena itu, Burhanuddin memastikan, kebakaran gedung utama tidak menghambat dirinya dan pegawai kejaksaan untuk melaksanakan tugas sehari-hari. “Pokoknya, selama ada ruangan, dan tempat duduk, saya bisa mengendalikan pekerjaan-pekerjaan, juga mengontrol pekerjaan-pekerjaan teman-teman (kejaksaan) yang ada di daerah,” kata Burhanuddin.
Gedung Utama Kejakgung di Blok-M, Jaksel hangus terbakar. pada Sabtu (22/8) malam. Pemadaman membutuhkan waktu lebih dari 11 jam sampai Ahad (23/8).
Sampai saat ini, belum terjawab apa yang menjadi penyebab kebakaran. Kepolisian, sampai Senin (24/8), masih terus melakukan olah tempat kejadian untuk menyimpulkan penyebab terjadinya kebakaran.