Senin 24 Aug 2020 16:35 WIB

Imam Muslim dan Hadits yang Belum Diketahuinya

Imam Muslim wafat setelah menemukan satu hadits yang belum pernah ia tahu.

Imam Muslim dan Hadits yang Belum Diketahuinya. Kitab Sahih Imam Muslim
Foto: wikipedia
Imam Muslim dan Hadits yang Belum Diketahuinya. Kitab Sahih Imam Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Muhsin dari Naisabur,” begitu al-Dzahabi memberi sebutan kepada al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi atau Imam Muslim. Ia dikenal sangat baik kepada semua orang yang ditemuainya.

Tidak segan memberikan harta yang dimilikinya kepada yang meminta. Tidak mengherankan, karena ia adalah seorang saudagar kain yang terkenal dan kaya. Profesi itu tidak menghalanginya untuk tetap tekun belajar Hadits kepada ratusan guru.

Baca Juga

Maha karya Hadits pun ia persembahkan untuk dunia Islam, Shahih Muslim. Kalangan ilmuwan Hadits menyebut karya ini hampir setara dengan kualitas Shahih Bukhari. Bahkan ada yang menyamakannya.

Imam Muslim termasuk di antara sederetan para ulama yang memiliki saham besar dalam pengembangan displin ilmu Hadits. Karya yang lahir pada abad keemasan sejarah Islam, abad ke-3 H. Abad di mana banyak penulisan karya ilmiah terutama di bidang Hadits.

Imam Muslim lahir pada tahun 204 H atau 821 M di Naisabur, Iran. Naisabur merupakan kota yang indah dan banyak menghasilkan buah-buahan. Kota yang sangat terkenal dengan pendidikan, kebudayaan, perdagangan, dan arsitektur bangunannya. Semenjak kecil, Imam Muslim tumbuh di lingkungan ini.

Naisabur, pada saat itu, merupakan negeri yang penuh dengan peninggalan ilmu-ilmu sunnah. Di kota inilah yang memberikannya peluang sangat luas untuk menuntut ilmu. Banyak orang yang bergiat memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu di sana. Besar kemungkinan, orang yang terlahir di lingkungan ini akan tumbuh dengan ilmu juga.

Kesempatan yang terhampar luas ini tidak disia-siakan Imam Muslim untuk memetik ilmu dan pengetahuan. Selain itu, sang ayah, al-Hajjaj dan keluarganya juga mempunyai andil besar memotivasi Imam Muslim untuk menuntut ilmu. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada seorang ahli Hadits, Imam al-Dakhili. Setahun kemudian, beliau mulai menghafal Hadits, dan mulai berani mengoreksi gurunya ketika salah menyebutkan periwayatan Hadits. Pada usia 14 tahun, tepatnya tahun 218 H, ia memulai belajar Hadits lebih dalam kepada Yahya bin Yahya al-Tamimi.

Setelah beberapa lama menimba ilmu di negerinya, muncul keinginan besar Imam Muslim untuk menambah perbendaharaan ilmu syar’i. Ia pun merantau, belajar Hadits ke beberapa negeri. Sebagaimana diketahui, pada saat itu, guru-guru Hadits tersebar di banyak negeri. Maka Imam Muslim pun mendatangi guru-guru tersebut di banyak negeri.

Pada tahun 220 H, ia berkesempatan menunaikan haji. Ia pun menjumpai Abdullah bin Maslamah al Qa’nabi di Makkah, untuk mendengarkan Hadits. Selepas itu, ia juga mendengar Hadits dari Ahmad bin Yunus dan beberapa ulama Hadits lainnya ketika dalam perjalanan ke Kufah.

Setelah kembali sejenak ke Naisabur, Imam Muslim kembali menjelajahi negeri-negeri Islam lainnya. Sebelum tahun 230 Hijriah, ia berkeliling dan memperbanyak mendengar Hadits. Semakin banyak mendengar dari banyak ahli Hadits, makin banyak pula kemajuan ilmunya di bidang ilmu Hadits. Dia berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli Hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. Guru yang paling menonjol dan memengaruhinya adalah Imam Bukhari. Maka, ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, dia sering datang untuk berguru.

Selain tiga guru tersebut, Imam Muslim juga berguru kepada Ishak bin Rahawaih, Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan, Ahmad bin Hambal, Abdullah bin Maslamah, Sa’id bin Mansur, Abu Mas ‘Abuzar, ‘Amr bin Sawad, Harmalah bin Yahya, dan lain-lain. Dari kekayaan pengetahuannya inilah yang kemudian mengantarkannya kepada derajat imam.

Imam memiliki ciri khas. Berbadan tegap, berambut dan berjenggot putih, dan selalu mengulurkan ujung serbannya di antara dua punggungnya.

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement