Senin 24 Aug 2020 16:49 WIB

Rupiah Awal Pekan Diperkirakan Menguat Usai Libur Panjang

Selain data ekonomi yang stabil, permintaan dolar AS mulai turun.

Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS. Rupiah diprediksi menguat usai libur panjang.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS. Rupiah diprediksi menguat usai libur panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini diperkirakan menguat usai libur panjang.

Baca Juga

Rupiah Senin pagi dibuka menguat 18 poin atau 0,12 persen menjadi Rp 14.755 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.773 per dolar AS. Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan, rupiah hari ini akan cenderung terapresiasi didukung data domestik.

"Memang pagi ini rupiah melanjutkan penguatan. Karena sebagian besar data ekonomi menunjukkan kondisi yang cukup stabil, khususnya CAD dan trade balance," ujar Rully di Jakarta, Senin (24/8).

Selain itu, lanjut Rullly, permintaan valas sepertinya juga mulai menurun sedikit demi sedikit.

Dari eksternal, pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh kebijakan akomodatif dari bank sentral AS The Fed dan pemerintah AS. "Hal itu mendorong peningkatan suplai mata uang dolar AS," kata dia.

Rully memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.665 per dolar AS hingga Rp 14.780 per dolar AS. Pada Rabu (19/8/2020) lalu, rupiah ditutup menguat 72 poin atau 0,49 persen menjadi Rp 14.773 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.845 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.794 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.786 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement