Senin 24 Aug 2020 18:56 WIB

Kendala Air dan Angin Kencang Saat Api Melalap Kejakgung

Damkar mengakui kesulitan memadamkan kobaran api yang melalap habis gedung Kejakgung.

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke arah api yang membakar gedung utama Kejaksaan Agung di Jakarta, Minggu (23/8/2020) dini hari. Kebakaran tersebut masih dalam penanganan pihak pemadam kebakaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke arah api yang membakar gedung utama Kejaksaan Agung di Jakarta, Minggu (23/8/2020) dini hari. Kebakaran tersebut masih dalam penanganan pihak pemadam kebakaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mahsir Ramadhan, Flori Anastasia, Bambang Noroyono

Baca Juga

Handy talkie di tangan Mochamad Arief pada Sabtu (22/8) riuh rendah akan info adanya kabar kebakaran di wilayah sekitar Blok M, Jakarta. Salah satu perwira piket Sudin Damkar Jakarta Selatan itu kemudian mengirim empat mobil damkar ke lokasi kejadian.

Sekitar pukul 19.10 WIB, Arief kembali menerima kabar bahwa yang terbakar adalah gedung Kejaksaan Agung (Kejakgung) dan api sudah mulai membesar. Arief yang saat itu masih berada di kantor Pasar Minggu, mengirim lagi 10 unit mobil damkar. Kali ini ia ikut dalam rombongan.

"Info api besar itu dilaporkan unit saat baru sampai Mabes (Polri). Akhirnya saya minta sepuluh unit mobil pemadam lagi untuk dikirimkan ke Kejakgung,’’ kata Arief kepada Republika, Senin (24/8).

Menurut Arief, timnya harus merombak setting pemadaman pada malam itu. Sebanyak 14 unit mobil damkar timnya saat itu menemui kendala pasokan air dan kondisi lalu lintas di sekitar kejadian.

Awalnya, menurut Arief, tim mengira sumber air terdekat berada di sekitar Bulungan. Tetapi, karena proyek pengerjaan renovasi di daerah itu, kolam air ikut dikosongkan, sehingga air di sekitar Mabes menjadi pilihan.

Kewalahan dengan api yang terus membesar, pihaknya pun kemudian meminta bantuan unit mobil damkar lebih banyak ke Sudin Damkar lain di DKI Jakarta. Bantuan 50 unit mobil damkar kemudian berdatangan, meski menurutnya, api tidak bisa segara dipadamkan.

"Saat itu juga, TKP gedung utara sudah setengah hangus. Akhirnya kita lakukan pemblokiran di selatan gedung,’’ kata Arief.

Dengan metode itu, ia sebut, anggota akhirnya bisa masuk ke lantai lima dan menjinakkan api agar tidak menjalar ke gedung belakang. Sayang, asap tebal dan pekat membuat anggota tak mampu menerobos lantai enam.

"Akhirnya jam 3 dini hari, api menjalar ke lantai enam. Anggota tak kuat, dan langsung mundur,’’ Arief mengakui.

Hingga, sekitar pukul 04.00 dini hari, stamina personel damkar sudah mulai habis. Api terus merembet dan membesar.

"Kondisi saat itu api sangat hebat. Terlebih kondisi gedung dan lainnya mudah terbakar,’’ kata dia.

Sistem statis yang digunakan, ia tegaskan cukup membantu. Semangat pemadam juga terus dikobarkan, meski stamina sudah meredup.

"Tapi untungnya, api berhasil dipadamkan keesokan paginya. Dan anggota selamat,’’ ungkap dia.

Kepala Sudin Damkar Jakarta Selatan, Sugeng juga menyebutkan bahwa, api sudah berkobar sangat besar saat pihaknya menerima laporan kebakaran. Kondisi di TKP kemudian diperburuk dengan kendala pasokan air, angin yang berembus kencang, dan kondisi lalu lintas di sekitar gedung Kejakgung.

Berdasarkan pantauan Republika Senin (24/8) siang, gedung Kejakgung terlihat jelas hangus dan rusak parah. Beberapa sudut bahkan sudah habis terbakar.

Di sekeliling lokasi, personel gabungan TNI Polri dan beberapa petugas pemadam piket juga terlihat masih bersiaga. Meskipun, api sudah dinyatakan tidak ada.

In Picture: Kondisi Gedung Utama Kejaksaan Agung Pascakebakaran

photo
Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Haydar (kedua kiri) bersama jajarannya berjalan usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung di Jakarta, Senin (24/8/2020). Tahap awal olah TKP dilakukan dengan memeriksa konstruksi bangunan yang terbakar dan bila dipastikan aman akan dilanjutkan olah TKP di titik api untuk mengetahui penyebab kebakaran. - (Antara/Aditya Pradana Putra)

Pada waktu yang sama, tim Puslabfor Mabes Polri, Inafis dan anggota Kejakgung juga terlihat mundar-mandir di lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.

"Dalam pengecekan lokasi, tidak ada kendala," Ujar Kapuslabfor Bareskrim Mabes Polri Brigjen Ahmad Haidar di lokasi.

Dia menambahkan, dalam proses pengecekan pertama itu, pihaknya menguji kelayakan konstruksi bangunan. Utamanya, untuk kelayakan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pertama kami melakukan cek konstruksi bangunan, sehingga personel dalam kondisi aman saat melakukan pemeriksaan," ujar dia.

Layout lokasi kebakaran, kata dia, juga masih ditunggu pihaknya. Oleh sebab itu, dirinya meminta agar semua pihak tetap sabar menunggu proses, mengingat protokol yang berlangsung.

"Masih dalam proses pemeriksaan. Mohon tunggu," ucapnya.

Berbicara secara terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan, kepolisian telah memeriksa sebanyak 19 orang saksi terkait kebakaran gedung Kejakgung. Yusri menyebut, para saksi itu terbagi dalam tiga klaster berbeda, mulai dari petugas keamanan gedung, pekerja kebersihan atau office boy (OB), hingga para staf Kejakgung.

"Kita bagi tiga klaster. Pertama, beberapa saksi pamdalnya ya, baik itu sekuritinya dan sebagainya. Kemudian ada pekerja OB yang bekerja membersihkan gedung tersebut dan ketiga adalah klaster para pegawai daripada Kejagung ya, baik dalam hal pegawai di bagian pembinaan personel dan juga Jamintel dan beberapa Kabag yang kita periksa," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8).

Lebih jauh Yusri menjelaskan, pemeriksaan yang dilakukan terhadap belasan saksi itu merupakan pemeriksaan pertama atau pemeriksaan awal. Pemeriksaan itu untuk mencari tahu asal api.

"Ini pemeriksaan awal yang kita minta keterangan sebagai bahan tim bergerak untuk tahu dari mana sih sumber api, dari lantai berapa dan sebagainya," imbuh Yusri.

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin juga mengaku masih penasaran soal penyebab utama kebakaran gedng Kejakgung. Namun, ia tak mau berspekulasi terkait apa yang menjadi penyebab utama. Burhanuddin menyerahkan proses penyelidikan penyebab kebakaran kepada kepolisian.

“Olah TKP (tempat kejadian perkara) tetap kami minta untuk dijalankan. Karena, kita sangat mendukung untuk bisa tahu apa penyebabnya itu,” kata Burhanuddin di kantor sementara di Badan Diklat Kejaksaan, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (24/8).

Burhanuddin menolak ragam pertanyaan spekulasi yang tersebar tentang apa yang menjadi penyebab kebakaran. Termasuk pertanyaan seputar dugaan adanya sabotase yang menjadi penyebab kebakaran.

“Kita juga ingin tahu apa penyebabnya. Karena itu, kita mendukung penyelidikan yang saat ini sudah mulai dilakukan,” terang dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement