REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendukung langkah TikTok menggugat Amerika Serikat (AS) karena berupaya memblokir aplikasi berbagi video tersebut. Beijing menyatakan akan terus melindungi hak dan kepentingan perusahaan asal negaranya.
"China mendukung perusahaan terkait (Tiktok) dalam menggunakan senjata legal guna melindungi hak dan kepentingan sah mereka dan akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak serta kepentingan hukum perusahaan China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dilaporkan Xinhua.
Menurut Zhao sejumlah politisi AS memang bekerja untuk menghancurkan perusahaan China seperti TikTok, WeChat, dan Huawei. Hal itu karena mereka terserang sindrom anti-China dan akan menyerang apa pun yang berbau China.
"Itu menjelaskan upaya panik mereka (para politisi AS) untuk memburu Tiktok dan perusahaan China lainnya dengan menyematkan label ideologis pada mereka dengan dalih 'keamanan nasional'. Semua kebohongan dan fitnah hanyalah penyamaran untuk perisakan dan perampokan terang-terangan mereka," kata Zhao.
Dia berpendapat tindakan ceroboh beberapa politisi AS terhadap perusahaan tertentu, seperti Tiktok, pada dasarnya adalah intimidasi ekonomi yang terorganisir dan sistematis. Menurutnya, mereka takut terhadap kekuatan dan kesuksesan perusahaan-perusahaan China. Oleh sebab itu para politisi tersebut menggunakan kekuasaan negara untuk memukul pihak-pihak terkait.
"Ini adalah pengingkaran prinsip ekonomi pasar dan persaingan sehat yang selama ini selalu dibanggakan AS. Ini menginjak-injak aturan internasional dan mengganggu pertukaran serta kerja sama di bidang sains, teknologi, dan inovasi yang mengendarai tren globalisasi. Dunia hanya akan melihat dengan lebih jelas wajah sebenarnya dari para politisi yang egois seperti bandit ini," ujar Zhao.
Pada awal Agustus lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan Tiktok harus gulung tikar dari negaranya jika tidak menjual operasinya pada pertengahan September. TikTok telah menjadi sasaran baru pemerintahan Trump karena dituding mengancam keamanan nasional AS.
"Saya menetapkan tanggal sekitar 15 September, pada saat itu Tiktok akan keluar dari bisnis di AS. Tiktok akan ditutup pada 15 September kecuali Microsoft atau orang lain dapat membelinya dan membuat kesepakatan," kata Trump kepada awak media pada 3 Agustus lalu.
Trump telah mengungkapkan persyaratan terbaru dalam proses penjualan bisnis atau operasi Tiktok di AS. Dia mengatakan penjualan harus menghasilkan pembayaran yang signifikan kepada Departemen Keuangan AS untuk memprakarsainya."Sebagian besar dari harga itu harus masuk ke Departemen Keuangan AS, karena kami memungkinkan perjanjian ini terjadi. Mereka tidak memiliki hak apa pun kecuali kami memberikannya kepada mereka," ujar Trump.