REPUBLIKA.CO.ID, OMSK -- Pejabat kesehatan Rusia pada Senin (25/8) mengatakan bahwa kritikus terkemuka Kremlin dan pemimpin oposisi, Alexei Navalny, terbukti negatif zat penghambat enzim (inhibitor) asetilkolinesterase (AChEI) ketika dirawat di Omsk pekan lalu. Hal itu bertolak belakang dengan diagnosis yang dilakukan oleh para dokter Jerman yang merawatnya di Berlin.
Navalny tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan ketika dibawa ke klinik dan sejumlah tes dilakukan terhadapnya untuk memeriksa berbagai macam zat, termasuk inhibitor asetilkolinesterase, menurut Kementerian Kesehatan di Omsk melalui pernyataan.
Kanselir Jerman Angela Merkel meminta Rusia agar menyelidiki dugaan keracunan di tubuh Navalny, setelah rumah sakit Jerman yang merawatnya mengungkapkan bahwa temuan mereka mengindikasikan "keracunan dengan suatu zat dari kelompok inhibitor asetilkolinesterase."
Sebelumnya, Navalny dirawat di sebuah rumah sakit di kota Omsk di wilayah Siberia setelah pingsan di pesawat tak lama setelah minum teh, yang diduga oleh sekutu-sekutunya, dicampur racun. Navalny, 44 tahun, menjadi duri bagi Kremlin selama satu dekade karena kritiknya terhadap apa yang dia sebut sebagai korupsi di kalangan atas. Navalny juga dianggap sebagai sosok yang menggerakkan kalangan muda yang melakukan protes terhadap penguasa.