Pesta pribadi, acara perkumpulan keluarga dan panti jompo bertanggung jawab atas sebagian besar penularan virus corona di Jerman, kata badan pengendalian pandemi Robert Koch Institute (RKI) dalam penelitian terbarunya tentang bagaimana wabah corona menyebar di Jerman.
Hasil studi yang dirilis RKI hari Jumat (24/8) itu menunjukkan bahwa mayoritas penularan wabah corona Jerman terjadi di rumah, dengan tingkat infeksi rata-rata 3,2 orang. Artinya, satu orang yang tertular berpotensi menularkan virus itu kepada 3,2 orang anggota keluarga lainnya.
Panti jompo menjadi lokasi dengan tingkat infeksi kedua tertinggi, dengan rata-rata satu orang tertular berpotensi menyebarkan virus corona kepada 19 orang lain di panti jompo yang sama.
Sedangkan tingkat infeksi tertinggi Covid-19 ditemukan di rumah penampungan pengungsi, dengan satu orang rata-rata berisiko menularkan virus kepada 21 orang lain.
Wabah menyebar paling banyak di lingkungan keluarga
Sekalipun rumah pengungsi dan panti jompo menunjukkan tingkat infeksi tertinggi, namun secara keseluruhan angka penyebaran ineksinya jauh di bawah kasus infeksi pada keluarga, karena sangat sering terjadi, kata RKI:
"Penularan di lingkungan keluarga dan rumah tangga tidak selalu mengarah ke banyak kasus sekunder dan hanya menunjukkan beberapa kasus per wabah, tetapi tampaknya sangat sering terjadi," kata studi RKI tersebut. .
"Tinggal bersama di panti jompo sering kali tampaknya menyebabkan penularan, tetapi infeksi di udara terbuka jauh lebih jarang,” demikian disebutkan.
Sekolah dan kantor tidak terlalu rentan
Sekolah-sekolah hingga saat ini tidak menyebabkan wabah besar, dengan hanya ada 31 lokasi wabah dengan 150 infeksi, kata RKI. Juga di lingkungan kantor, restoran dan hotel hanya ada sedikit kasus penularan virus corona yang bisa ditelusuri.
Namun di Jerman, liburan sekolah baru saja berakhir dan kegiatan sekolah dihentikan sejak bulan maret lalu. Karena itu situasi ancaman tertular virus di sekolah-sekolah mungkin bisa berubah, ketika sebagian besar murid kembali lagi ke sekolahnya.
Studi RKI juga mencatat bahwa penyebaran wabah di angkutan umum seperti kereta api sulit diamati karena sulit melacak identitas penumpang yang kemungkinan terinfeksi.
RKI juga menekankan bahwa hasil penelitiannya belum bisa menggambarkan sumber infeksi sepenuhnya, karena angka-angka yang dihasilkan hanya didasarkan pada penelitian sekitar 27% dari semua kasus infeksi di lokasi-lokasi wabah tertentu.
hp/gtp (dpa, RKI)