REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat dalam merespon adanya laporan serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC) di beberapa lokasi di Provinsi Sumatera Utara dengan mengadakan bimbingan teknis (bimtek) dan gerakan pengendalian (gerdal). Bimtek dan Gerdal dilakukan di beberapa lokasi antara lain Desa Sementara, Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, Desa Pintu Air Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dan Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat.
Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Enie Tauruslina mengungkapkan bimtek dan gerdal sebagai salah satu upaya dalam pengamanan produksi untuk menjaga agar produksi tetap aman.
"BBPOPT beserta tim Pusat dari Kementerian Pertanian berkomitmen untuk mengawal kegiatan pengamanan produksi pangan nasional. Oleh karena itu kami merespon cepat jika ada laporan serangan OPT seperti Wereng Coklat yang terjadi di Sumatera Utara," demikian dikatakan Enie di Jakarta, Selasa (25/8) dalam siaran persnya.
Irwan petugas POPT BBPOPT saat ditemui pada acara bimtek menyatakan Tim BBPOPT melaksanakan bimtek dengan beberapa materi antara lain pengendalian OPT Wereng Batang Coklat (WBC), pengendalian OPT, serta pengendalian penyakit utama dan potensial pada tanaman padi. Diharapkan, petugas Pengamat OPT (POPT) nantinya mampu memahami gejala serangan OPT tanaman padi terutama wereng coklat dan tikus serta penyakit utama tanaman padi sehingga mereka juga paham bagaimana pengendalian yang tepat.
“Dalam antisipasi serangan OPT diperlukan pengamatan yang intensif supaya dapat terdeteksi awal keberadaan WBC atau OPT lain di lapangan. Jika sudah ditemukan populasi di atas ambang batas pengendalian maka harus segera dilakukan pengendalian secara bersama-sama,” jelasnya.
Selain bimtek, berdasarkan laporan bahwa terjadi serangan WBC di beberapa lokasi, tim BBPOPT juga melakukan pemantauan keadaan lapang sehingga dapat menentukan langkah pengendalian. Dari hasil pengamatan keadaan lapang dilaporkan populasi WBC 5-150 ekor/rumpun dengan stadia dominan berupa nimfa.
Sebagai langkah antisipasi serangan, Irwan memberikan rekomendasi untuk segera dilakukan pengendalian WBC dengan menggunakan insektisida berbahan aktif buprofezin bantuan dari pemerintah guna menurunkan populasi awal pada pertanaman.
“POPT dan petani harus melakukan evaluasi hasil pengendalian dengan terus melakukan pengamatan intensif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain kegiatan bimtek dan gerdal, POPT BBPOPT yaitu Ulfah Nuzulullia dan Sudarti juga melakukan bimbingan teknis penerapan peramalan OPT spesifik lokasi di BPTPH Provinsi Sumatera Utara. Ulfah menjelaskan kegiatan ini bertujuan agar instansi daerah yaitu UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi dapat mengembangkan model peramalan spesifik lokasi.
“Selanjutnya dapat menerapkannya sehingga dapat diketahui prakiraan serangan OPT di daerah tersebut dan dilakukan tindakan antisipasi,” cetus Ulfah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan terus fokus meningkatkan produksi pangan khususnya padi. Oleh karena itu, menindaklanjuti perintah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar merespon cepat permasalahan di lapangan sehingga produksi pangan terjaga.
“Kementan melalui BBPOPT telah mengerahkan petugas lapangan untuk terus mendampingi petani dan mengawal pertanaman hingga panen tiba. Harga hasil panen pun telah diantisipasi sejak dini. Kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakni program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) untuk menjamin harga jual beras petani tidak turun saat panen,” jelas Suwandi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga telah memerintahkan kepada semua jajaran Kementan untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti hama dan serangan penyakit.
“Langkah kongkretnya adalah melakukan upaya-upaya maksimal untuk menjaga dan mengamankan produksi pangan nasional. Jika ada serangan hama agar cepat turun melakukan penyemprotan dan pendampingan kepada petani,” kata SYL.