REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China telah memvaksinasi pekerja esensial di negaranya dengan vaksin Covid-19 eksperimental sejak Juli lalu. Beijing menyebut hal itu dilakukan sesuai dengan hukum.
Direktur Komisi Kesehatan Nasional China Zheng Zhongwei mengungkapkan, staf medis dan petugas inspeksi perbatasan termasuk dalam pekerja esensial yang telah divaksin. Mereka dikategorikan sebagai kelompok yang berisiko terinfeksi Covid-19.
"Sebagian besar kasus di China sekarang diimpor, jadi petugas perbatasan adalah kelompok berisiko tinggi," kata Zheng saat diwawancara China Central Television dikutip laman the Independent, Senin (24/8). Dia mengungkapkan proses vaksinasi berikutnya kemungkinan menyasar mereka yang bekerja di sektor transportasi dan pasar basah.
Zheng menjelaskan, sejak pemerintah menyetujui peluncuran vaksin "penggunaan eksperimental" pada 22 Juli lalu, pemberian vaksin kepada kelompok berisiko diizinkan. Dengan demikian, proses vaksinasi terhadap mereka sejalan dengan hukum.
Menurut laporan South China Morning Post, Zheng tidak mengungkap vaksin eksperimental mana yang telah digunakan. Dia pun tak menyebut berapa banyak pekerja yang telah divaksinasi.
Empat dari tujuh vaksin dunia yang berada dalam tahap uji coba ketiga berasal dari China. Dua kandidat berasal dari China National Biotec Group (CNBG), unit perusahaan farmasi raksasa milik negara, yakni China National Pharmaceutical Group. Sinovac Biotech sedang mengembangkan kandidat ketiga yang disebut CoronaVac. Sementara CanSino Biologics, bekerja sama dengan unit penelitian Akademi Ilmu Kedokteran Militer tengah menguji Ad5-nCoV.
Sejumlah negara telah menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait di China untuk melakukan uji coba kandidat vaksin fase ketiga. Argentina, Peru, Maroko, Bahrain, dan Uni Emirat Arab misalnya, telah mengizinkan CNBG menjalankan uji coba tahap ketiga. Indonesia dan Brasil membantu uji coba fase ketiga dari Sinovac's CoronaVac. Sementara Bangladesh hendak menjalankan uji klinis tahap akhir untuk vaksin eksperimental.
Pakistan, Arab Saudi, dan Rusia telah menyetujui pengujian fase ketiga untuk kandidat vaksin yang dikembangkan CanSino. Kemudian Meksiko telah menandatangani perjanjian awal dengan perusahaan China tersebut untuk uji coba tahap akhir.