Selasa 25 Aug 2020 16:21 WIB

Thailand akan Kembali Buka Pariwisata untuk Turis Asing

Thailand berencana buka pariwisata untuk turis asing mulai Oktober

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pattaya, salah satu objek wisata populer di Thailand.
Foto: Pixabay
Pattaya, salah satu objek wisata populer di Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand berencana membuka kembali pariwisata dan menyambut turis internasional setelah beberapa bulan ditutup akibat kebijakan pembatasan karena virus corona. Syarat yang dikemukakan pemerintah meliputi bahwa para turis internasional bersedia menghabiskan beberapa pekan di Thailand dan hanya bertahan di daerah yang ditentukan.

Dalam forum publik yang diadakan akhir pekan lalu, Menteri Pariwisata Thailand Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan, pemerintah Thailand akan mengizinkan turis asing masuk ke negara melalui program yang disebut 'Safe and Sealed.'

Baca Juga

"Saya telah meminta persetujuan perdana menteri untuk menetapkan 1 Oktober sebagai tanggal untuk mengizinkan wisatawan (yang masuk) untuk masuk," katanya seperti dilansir laman CNN, Selasa (25/8).

"Saya juga telah meminta untuk menggunakan Phuket sebagai model percontohan, dan telah mendapat persetujuan dari Pusat Administrasi Situasi Ekonomi. Jika berhasil, proyek akan diperluas hingga mencakup tujuan lain," ujarnya menambahkan.

Rencana tersebut, merinci bahwa wisatawan asing akan diizinkan terbang ke  pulau terbesar di Thailand, Phuket dan perlu melakukan karantina di resor yang ditentukan selama 14 hari. Phiphat mengutip Pantai Patong yang populer sebagai contoh tempat itu bisa berhasil.

Zona khusus satu kilometer yang terdiri atas tiga hingga empat resor akan memungkinkan wisatawan yang dikarantina untuk menghabiskan waktu di pantai atau selama mereka tinggal di area yang ditentukan. Wisatawan juga harus menjalani tes Covid-19 di awal dan akhir masa karantina. Kemudian, mereka akan bebas melakukan perjalanan di pulau itu.

Namun demikian, menteri mengatakan wisatawan yang ingin bepergian ke luar Phuket harus tinggal di karantina selama tujuh hari tambahan dan akan menjalani tes Covid-19 ketiga pada akhir periode karantina 21 hari itu. Staf hotel yang bekerja di zona yang ditentukan ini tidak akan diizinkan pergi tanpa terlebih dahulu menjalani karantina dan akan diuji secara teratur untuk Covid-19 serta untuk mencegah penyebaran virus.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn mengatakan kepada CNN Travel bahwa rencana tersebut telah disetujui oleh pemerintah dan langkah selanjutnya adalah mengadakan audiensi publik untuk mendapatkan persetujuan dari penduduk setempat. Langkah itu diharapkan terealisasi awal September.

Seperti kebanyakan negara yang sangat bergantung pada pariwisata, pandemi telah memukul jatuh perekonomian Thailand. Menurut Band Dunia, sektor pariwisata negara itu biasanya menyumbang hampir 15 persen dari PDB-nya.

Semua penerbangan komersial internasional telah dilarang di Thailand, tetapi tidak termasuk penerbangan repatriasi. Warga Thailand dan penduduk yang kembali dengan penerbangan itu dimasukkan ke fasilitas karantina selama 14 hari.

Untuk saat ini, pelancong domestik menanamkan sejumlah uang yang sangat dibutuhkan ke dalam industri yang sedang lumpuh. Thailand belum melaporkan infeksi Covid-19 yang ditularkan secara lokal selama lebih dari tiga bulan. Hal ini membuat para wisatawan merasa aman saat mereka berangkat untuk liburan akhir pekan.

Namun, untuk tujuan seperti Phuket dan Koh Samui, yang tidak berada dalam jarak mengemudi dari Bangkok, kurangnya wisatawan internasional telah menghancurkan pariwisata. Direktur pelaksana perusahaan konsultan yang berfokus di Asia C9 Hotelworks, Bill Barnett mengatakan rencana untuk menyambut wisatawan asing ke Phuket adalah langkah ke arah yang benar.

"Covid-19 tidak tertandingi dibandingkan dengan peristiwa lain," kata Barnett. "'Safe and Sealed' bukanlah peluru perak tapi ini adalah langkah maju versus mengasumsikan posisi di depan. Jadi saya akan melihatnya sebagai hal positif," ujarnya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement