Selasa 25 Aug 2020 16:39 WIB

Ridwan Kamil Kembali Bekerja Pasca Tes Relawan

Nanti dalam perjalanan apabila ada gejala tertentu wajib dilaporkan

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers usai menjalani rangkaian awal Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjalani rangkaian awal Uji Klinis Vaksin Covid-19, yakni pemeriksaan kesehatan dan uji usap (swab test) sebelum menjalani penyuntikan vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers usai menjalani rangkaian awal Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjalani rangkaian awal Uji Klinis Vaksin Covid-19, yakni pemeriksaan kesehatan dan uji usap (swab test) sebelum menjalani penyuntikan vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Pangdam/III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi memulai rangkaian sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8). Dalam kunjungan tahap I tersebut, Ridwan Kamil melakukan pengecekan kesehatan fisik.

"Setelah ini kami tetap akan melakukan kegiatan seperti biasa. Tidak ada perubahan, tetap jaga jarak, tetap pakai masker, tetap mengimbau dan lain sebagainya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Namun, menurut Emil, nanti dalam prosesnya kalau ada gejala-gejala tertentu harus segera dilaporkan. Saat ditanya apakah selama menunggu proses kedua ada arahan dari tim dokter untuk tidak melakukan aktivitas tertentu. "Jadi dari penjelasan pada dasarnya proses ini tidak mengubah gaya hidup sehari-hari. Jadi yang militer tetap dengan aktivitas militernya, yang saya aprak-aprakan (blusukan,red) sebagai gubernur gak masalah. Yang penting melaporkan saja," katanya. 

Menurutnya, kalau dalam proses ini punya gejala, nanti dokter yang akan memilah apakah ada gejala karena vaksin yang masuk ke tubuh atau  karena urusan lain. Makanya, penelitian ini harus ketat untuk menunjukan betul-betul dampaknya seperti apa. 

"Jadi saya tidak akan merubah apapun kecuali lebih introspeksi saja , menghindari pola-pola yang membuat saya sakit yang sebenarnya bukan karena vaksin tapi nanti malah tertuding pada vaksin, Jadi kitanya mawas diri saja," paparnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement