Selasa 25 Aug 2020 16:49 WIB

Bupati: Kostratani Angin Segar Pertanian Indramayu

Diharapkan Indramayu juga bisa meningkatkan produksi padi dan beras.

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19.  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan Kostratani, pertanian akan lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern.
Foto: istimewa
Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan Kostratani, pertanian akan lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) hadir di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Gerakan yang dikumandangkan kembali oleh Kementerian Pertanian (Kementan) ini dinilai menjadi angin segar buat pertanian Indramayu.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan Dedi Nursyamsi memuji tingginya produktivitas padi di Kabupaten Indramayu. Dedi pun mengatakan produksi beras di Kabupaten Indramayu berjalan sangat baik.

"Bahkan, Indramayu adalah sentra produksi beras nasional tertinggi. Diharapkan Indramayu tidak hanya sekadar bisa mempertahankan, tetapi juga bisa meningkatkan produktivitas padi dan produksi beras, dan tetap menjadi pemasok beras utama nasional," tuturnya saat berkoordinasi dengan Plt Bupati Indramayu Taufik Hidayat, di Kantor Bupati Indramayu, Selasa (25/8).

Dedi menjelaskan, salah satu tolok ukur pasokan beras nasional adalah Indramayu. Jika produksi Indramayu hebat dan melejit, berarti pasokan beras nasional aman. Sebaliknya jika ada yang salah, atau something wrong dengan Indramayu, berarti ada yang salah juga dengan nasional, dan pasti menjadi tanda tanya. 

"Berarti produksi beras Indramayu tidak boleh bermasalah. Karena, Indramayu andalan beras nasional, oleh karena itu, Indramayu harus selalu meningkatkan produktivitas. Pangan tidak boleh bermasalah. Sebab, pangan adalah kunci, pangan adalah agen untuk melawan Covid 19 khususnya selama obat belum ada. Yang bisa melawan Covid-19 adalah imunitas, dan imunitas berasal dari pangan yang kita konsumsi. Selama Covid-19 pangan tidak boleh bersoal. Pangan di Indramayu tidak boleh bermasalah," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menjelaskan jika ada tiga faktor yang menjadi pengungkit produktivitas. Yaitu teknologi, dan peraturan perundangan termasuk perda yang bisa menjamin luas sawah. Masing-masing faktor itu kontribusinya 25 persen untuk produksi. 

“Faktor pengungkit produksi tertinggi adalah SDM. Berbicara mengenai pertanian tentunya SDM pertanian yang paling besar kontribusinya, mencapai 50 persen. Karena, SDM-lah yang mengarahkan teknologi, sarana prasarana, termasuk kebijakan,” tuturnya. 

Menurut Dedi, percuma kita punya senjata canggih dan mematikan jika tidak ada penembaknya. Artinya SDM sangat besar peranannya. SDM di pertanian sendiri adalah petani, poktan, gapoktan, penyuluh, praktisi pertanian dan masih banyak lagi.

Ditambahkannya, pembangunan pertanian harus diawali dengan peningkatan SDM. Negara-negara maju di Amerika, Jepang, Thailand, Taiwan dan lainnya, disebut Dedi memiliki hasil pertanian luar biasa. Dan kemajuan tersebut ditentukan oleh SDM yang memiliki etos kerjanya bagus, bagaimana mereka mengelola irigasi dan lainnya.

"Meski sarana dan prasarana tidak hebat, tapi jika SDM dimaksimalkan, pasti hasilnya akan luar biasa. Dan untuk itulah kami di sini, untuk membangun bersama seluruh komponen di Indramayu serta meningkatakan kapasitas, pengetahuan petani, poktan, gapoktan, penyuluh melaalui gerakan Kostratani," katanya. 

Dalam Kostratani, BPPSDMP Kementan akan berdayakan dari fisik, kantor BPP (Balai Penyuluhan Pertanian). Caranya, dengan mengalokasikan pembangunan atau renovasi kantor BPP, memperkuat sarana IT dengan pengadaan komputer dan modem. 

"IT berguna untuk memdahkan komunikasi. Indonesia luas, dan yang bisa mengatasi permasalahan ruang dan waktu itu adalah melalui internet. Lewat IT, kita juga bisa menggelar pelatihan-pelatihan untuk petani dan penyuluh. Termasuk juga dengan mengikuti kegiatan lain seperti IPDMIP," katanya.

Sementara Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat sangat mendukung hadirnya BPP Kostratani. Apalagi, Kostratani bisa membantu meningkatkan produksi dan produktivitas.

"Nanti kita akan berkolaborasi dengan Kadis Kominfo untuk membantu masalah IT di BPP. Semua sektor bisa bekerja sama untuk mendukung suksesnya pertanian di Indramayu. Harapan kami dan Pemerintah Daerah Indramayu, kegiatan ini bisa meningkatakan produksi pertanian, karena kami masih ditopang pertanian,” tutur Taufik Hidayat. 

Menurutnya, Indramayu memang memiliki sumber daya alam lainnya, seperti migas dan laut. Tapi, yang paling utama tetap pertanian. Menurutnya, Indramayu akan bertahan untuk terus menjadi produsen beras nomor satu di Indonesia. Salah satu langkah nyata yang dilakukan Pemda Indramayu adalah menghadirkan perda lahan pertanian abadi. 

"Saya berterima kasih buat Kementan yang membawa spirit ke Indramayu. Karena kami juga ingin menciptakan petani milenial. Kita ajak anak-anak muda untuk tetap di Indramayu, bekerja dan berusaha di Indramayu, tetapi dengan penghasilan seperti di kota," katanya.

Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pentingnya meningkatkan produksi untuk menjaga ketahanan pangan. "Kunci ketahanan pangan adalah meningkatkan produktivitas. Apalagi di masa pendemi Covid-19 seperti ini, dimana seluruh negara eksportir menahan diri. Artinya, kita harus hidup dari petani kita sendiri, dari lahan kita sendiri," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement