REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menerangkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4,55 miliar untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran perkebunan.
Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan, Ardi Praptono, mengatakan, anggaran untuk kegiatan penanganan kebakaran lahan dan kebun semula disediakan Rp 12,1 miliar untuk tahun 2020. Namun, lantaran adanya pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga pemerintah, berbagai anggaran kegiatan terpaksa dipangkas.
"Karena mulai bulan Maret kita hadapi pandemi sehingga ada pengalihan anggaran. Akhirnya anggaran kami fokuskan untk operasional penanganan kebakaran," kata Ardi dalam diskusi virtual Forum Wartawan Pertanian, Selasa (25/8).
Ia menjelaskan, anggaran sebesar Rp 4,5 miliar disiapkan untuk tiga kegiatan. Yakni operasional Brigade Kartabun di enam provinsi, demplot pembukaan perkebunan tanpa membakar di Kalimantan Tengah, serta pengawalan penanganan kebakaran lahan dan perkebunan.
Adapun kegiatan yang dihapus yakni pembuatan aplikasi penanganan dini kebakaran lahan dan perkebunan atau dengan nilai sekitar Rp 7,5 miliar.
Ardi mengatakan, anggaran yang tersedia masih mencukui untuk operasional penanganan kebakaran lahan perkebunan hingga akhir tahun. Kementan, kata dia, juga telah membentuk 142 Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dengan total anggota petani sebanyak 2.130 orang.
Diketahui, seluas 1.396 hektare lahan perkebunan terbakar selama kurun Januari-Agustus 2020. Kementan mengklaim telah melakukan sejumlah upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran.
Lokasi kebakaran perkebunan tersebar di lima provinsi. Kebakaran mayoritas terjadi di Riau dengan luas 1.218 hektare (ha). Selanjutnya di Aceh 88 ha, Jambi 30 ha, Sumatera Selatan 3 ha, serta di Kalimantan Timur 57 ha.
Adapun dari total luas lahan terbakar, sebanyak 1.324 ha merupakan lahan masyarakat dan 71.61 ha lahan perkebunan perusahaan. "Sebagian besar memang di Riau dan ini salah satu daerah yang paling rawan kebakaran lahan perkebunan," kata Ardi.