Selasa 25 Aug 2020 17:53 WIB

110 Relawan Uji Vaksin Covid-19 Dipastikan Sehat

Sebanyak 110 relawan gelombang pertama itu jalani uji klinis di enam tempat.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan 110 relawan yang telah disuntikkan vaksin pada gelombang pertama pada Jumat (14/8) lalu dipastikan saat ini kondisi seluruhnya dalam keadaan sehat.  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan para relawan itu terus dipantau perkembangan kondisi kesehatannya oleh pihak Dinkes maupun Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac dari Universitas Padjadjaran.

"Sejauh ini semuanya (relawan uji vaksin Covid-19) tidak ada keluhan,” kata Rosye saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa.

Baca Juga

Ke-110 relawan itu menjalani uji klinis tersebar di enam tempat, di antaranya di Balai Besar Kesehatan Unpad sebanyak 19 orang, FK Unpad (21 orang), Puskesmas Garuda (19 orang), Puskesmas Ciumbuleuit (18 orang), Puskesmas Dago (15 orang), dan Puskesmas Sukapakir (18 orang).

Dari gelombang pertama ini, hanya ada satu orang relawan yang tidak lolos pada tahap awal pemeriksaan. Relawan tersebut dinyatakan reaktif dari hasil pemeriksaan tes cepat, sehingga tidak layak untuk dilanjutkan pada tahap penyuntikan vaksin. “Ada satu orang yang tidak lolos pada V0 itu di Puskesmas Garuda. Kalau tidak salah tes cepatnya reaktif,” katanya.

Selain, masalah rentang usia antara 18-59 tahun dan kondisi tubuh harus dalam keadaan sehat, pemeriksaan juga dilakukan kembali secara ketat, baik melalui tes cepat ataupun tes usap untuk memastikan relawan tersebut tidak terpapar oleh Covid-19.

Jika pada saat pemeriksaan didapati positif Covid-19, Rosye memastikan Puskesmas akan bertanggung jawab penuh menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur, mulai dari isolasi mandiri sampai pelacakan kontak erat. “Syaratnya tidak boleh terpapar. Uji vaksin ini prinsipnya virus yang dimatikan dimasukkan dalam tubuh. Kemudian dilihat bagaimana responnya," katanya

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement