REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Uni Eropa dorong Rusia gelar penyelidikan independen terhadap kondisi oposisi pemerintah Alexey Navalny yang diracun pekan lalu. Hal itu disampaikan Perwakilan Tinggi Uni Eropa bidang Luar Negeri Josep Borrell.
Borell mengatakan hasil tes rumah sakit Charite – Universitatsmedizin di Berlin mengindikasi Navalny diracun selama ia berada di Siberia. Kritikus Presiden Vladimir Putin itu dibawa ke Jerman pada Sabtu (22/8) lalu.
"Sangat penting pihak berwenang Rusia menggelar penyelidikan independen dan transparan atas keracunan Pak Navalny tanpa penundaan," kata Borell dalam pernyataannya seperti dilansir dari media Rusia, Sputnik News, Selasa (25/8).
Pada Senin (24/8) kemarin para dokter yang merawat Navalny di rumah sakit Charite mengatakan mereka menemukan jejak racun, ada zat yang menurunkan aktivitas enzim cholinesterase pada tubuhnya. Kepala toksikologi kota Omsk, Rusia, Alexander Sabayev mengatakan saat masuk rumah sakit Omsk, Navalny diperiksa berbagai macam narkoba, zat sintetik, psikodiletik dan obat-obatan termasuk zat penurun cholinesterase, tapi semuanya negatif.
Menurut Sabayev, Navalny tidak memiliki gejala spesifik yang menunjukkan ada zat penghambat aktivitas cholinesterase di tubuhnya. Navalny mengalami kondisi kesehatan akut pada Kamis (20/8) pekan lalu dan koma dalam penerbangan domestik di Rusia.
Saat tiba di Omsk, Siberia, ia masuk rumah sakit dengan dugaan diracun. Tapi dokter-dokter Rusia mengaku tidak menemukan jejak racun di tubuh kritikus pemerintah tersebut.