REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan bahwa selama masa pandemi Covid-19, ketersediaan stok darah di daerah tersebut turun hingga 70 persen. Bahkan nyaris mengalami kekosongan.
"Untuk ketersediaan stok darah di PMI turun drastis hingga 70 persen, nyaris kosong karena pandemi Covid-19," kata Pelaksana Kepala Seksi Pencari dan Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S), Feni Silfana Rahman, di Kendari, Selasa (25/8).
Ia mengungkapkan hal itu disebabkan kurangnya aksi sosial donor darah dari para sukarelawan baik dari instansi pemerintah, swasta hingga komunitas-komunitas pendonor daerah. "Sebelum adanya pandemi stok darah terpenuhi karena banyak instansi pemerintah maupun swasta ataupun komunitas-komunitas yang adakan kegiatan donor darah. Namun pada saat sekarang ini (masa pandemi) sangat jarang instansi pemerintah, swasta ataupun komunitas yang adakan kegiatan donor darah," ungkap Feni.
Feni menyampaikan, upaya yang dilakukan oleh pihaknya jika ada pasien yang membutuhkan darah dengan menyebarkan pesan singkat ke grup-grup WhatsApp komunitas pendonor. Bahkan ke media sosial berupa ajakan untuk melakukan donor darah.
"Kami juga harap dari keluarga pasien yang membutuhkan darah itu agar mau mendonorkan darahnya," tutur Feni.
Ia mengungkapkan terakhir stok darah yang ada di pihaknya, yakni darah A lima kantong, darah B satu kantong. Sementara stok golongan darah lainnya kosong. Padahal dalam sehari minimal 1x24 jam, darah yang dibutuhkan di atas 20 kantong dari semua jenis golongan darah.
Sehingga ia mengimbau agar masyarakat mau melakukan aksi sosial donor darah meskipun di tengah pandemi Covid-19. Karena dalam pelaksanaannya akan tetap diterapkan protokol kesehatan, dan kata dia, sampai saat ini belum ditemukan adanya penularan Covid-19 melalui transfusi darah.
"Jangan takut donor, mari kita bantu saudara-saudara yang membutuhkan darah dengan cara tetap donorkan darah, satu kantong darah yang didonorkan bisa menolong tiga nyawa sekaligus," ujarnya.