REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah menuntaskan tahap pertama uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinovac dan Biofarma di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8). Selanjutnya, masih ada empat rangkaian tes yang harus dijalani selama enam bulan ke depan.
Ridwan Kamil mengatakan, vaksin produksi Biofarma ini nantinya memiliki banyak keunggulan. Salah satunya, harga menjadi murah.
"Nah akan ada vaksin-vaksin lain yang datang ke Tanah Air. Tapi kelebihan vaksin Sinovac dan Biofarma ini diproduksi sendiri di Bandung Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Sehingga, kata dia, nanti harga produksinya akan jauh lebih murah ketimbang kita membeli vaksin yang sudah jadi tapi di produksi di luar negeri dan kita hanya membeli. Emil berharap, dengan langkahnya turut serta menjadi relawan vaksi ini dapat membawa ketenangan kepada masyarakat, bahwa vaksin dari virus Covid-19 ini akan hadir di tengah situasi pandemi.
"Doakan agar setelah ini lancar selama lima kali kunjungan maka bulan Januari produksi di Biofarma bisa dilakukan. Sehingga secepatnya diberikan kepada masyarkat Indonesia sesuai dengan kriteria yang menjadi prioritas," katanya.
Emil pun menjelaskan alasan menjalani testing di Puskesmas Garuda. Hal ini dilakukan agar dapat berbaur dengan masyarakat lainnya, khususnya yang hendak menjadi relawan. Sebab, dia melanjutkan, kebersamaan dan kekompakan adalah kunci kemenangan melawan Pandemi Covid-19.
"Kami sepakat kalau di Jabar kami harus kompak, kami ingin menunjukan bahwa menangani pandemi ini butuh kebersamaan," katanya.
Karena itu, dia bersyukur sejauh ini tercatat sekitar 2.000 masyarakat Jabar yang sukarela mendaftarkan diri menjadi relawan. Kendati demikian, nantinya hanya dipilih 1.620 relawan berdasarkan kriteria. "Karena dalam perjalanan nanti mungkin ada satu hingga dua yang tidak lanjut karena ada lain hal," ucap dia.