Rabu 26 Aug 2020 07:24 WIB

Klaster LG, Kadisnaker: Kalau Sudah Kewalahan Baru Lapor

Sebelum LG Electronics, ada juga pabrik Unilever, Denso, dan Hitachi di Cikarang.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Erik Purnama Putra
Petuga medis mempersiapkan tes usap (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Petuga medis mempersiapkan tes usap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Munculnya kasus positif Covid-19 di pabrik LG Electronics kawasan industri Cikarang Barat menambah daftar baru penyebaran virus dari kluster pabrik. Sebelumnya, sudah ada pabrik Unilever, Denso, dan juga Hitachi yang karyawannya terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Suhup, menuturkan, perusahaan besar, seperti Unilever, maupun LG tentu paham dengan protokol kesehatan yang harus mereka patuhi. Sayangnya, perusahaan kurang terbuka ketika kemunculan awal kasus, dan baru melapor jika sudah kewalahan.

"Salah satu kelemahan dari perusahaan ketika ada awal kejadian, mereka terkadang tidak proaktif melapor kepada kita. Kalau sudah kejadian mereka ga bisa menangani, baru mereka lapor," tutur Suhup saat dihubungi wartawan, Selasa (25/8).

Padahal, lanjut dia, ketika ada satu karyawan yang positif Covid-19 urusannya bukan lagi melakukan pemeriksaan terhadap seorang saja, melainkan juga keluarga serta lingkungan sekitar.

Di sisi lain, kata Suhup, perusahaan memang bisa saja menerapkan protokol kesehatan secara ketat di pabrik atau kantor. Namun, mereka tak memiliki kontrol penuh kepada karyawan di luar jam kerja. "Kalau protokol di perusahaan besar sudah cukup bagus. Cuma ketika pulang dari perusahaan dia ga bisa memantau karyawannya," ujar Suhup.

Suhup menyebut, beberapa perusahaan sejauh ini telah melakukan tes usap atau polymerase chain reaction (PCR) mandiri untuk karyawan mereka. Dan itu selalu dilaporkan ke pihak Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi. "Jadi perusahaan yang besar yang tidak kesulitan keuangan mereka melakukan sendiri. Ketika mereka melakukan swab mereka melaporkan kepada kita."

Suhup pun berharap perusahaan tetap menyadari bahwa Covid-19 belum usai. Untuk itu, ia mengimbau perusahaan untuk tidak lengah dan menganggap remeh protokol kesehatan seperti pengaturan jam kerja dan kapasitas karyawan, penyediaan hand sanitizer dan penggunaan masker. Dan yang tidak kalah penting adalah keterbukaan.

"Yang tidak kalah penting keterbukaan, jangan sampai kalau Covid sudah menyebar baru dilaporkan ke kita," kata Suhup

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement