REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 33,2 triliun sepanjang semester pertama 2020. Perolehan tersebut turun sebesar 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 43,3 triliun.
Sejalan dengan penurunan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan juga turun 28 persen menjadi Rp 4,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 5,7 triliun. Penurunan kinerja ini utamanya disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Lebih ke faktor Covid-19, industri mengalami drop karena adanya lockdown hampir di seluruh negara di dunia," kata Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma, Selasa (25/8).
Di sisi lain, sejumlah komoditas mengalami kelebihan pasokan namun minim permintaan. Hal ini membuat harga komoditas khususnya batu bara turun signifikan dan berimbas pada semua segmen usaha perseroan.
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 56 persen menjadi 853 unit, dibandingkan dengan 1.917 unit pada semester pertama tahun 2019. Turunnya harga komoditas dan pembatasan sosial berskala besar berdampak pada penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat yang menyebabkan berkurangnya permintaan alat berat.
Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga turun sebesar 25 persen menjadi sebesar Rp 3,3 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun 40 persen menjadi sebesar Rp 7,3 triliun dibandingkan Rp 12,1 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan Juni 2020, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 15,1 triliun atau turun 22 persen dari Rp 19,3 triliun pada periode yang sama pada 2019.
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan Juni 2020, total penjualan batu bara mencapai 5,6 juta ton, atau meningkat 14 persen dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar 4,9 juta ton. Namun demikian, pendapatan segmen usaha ini turun 11 persen menjadi Rp 6,1 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan Juni 2020, total penjualan setara emas dari Martabe adalah sebanyak 186 ribu ons atau turun 4 persen dari 195 ribu ons. Martabe membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,0 triliun, meningkat 11 persen dari Rp 3,6 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan Juni 2020, segmen ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 746 miliar, turun dari sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp 252 miliar, turun dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 404 miliar. Pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya penundaan pekerjaan proyek yang sedang berlangsung maupun pembukuan kontrak baru sehingga berdampak terhadap kinerja ACSET.