REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Ratusan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Palembang dan sejumlah daerah di Sumatra Selatan lainnya membahas trik bangkit di masa sulit di tengah pandemi Covid-19. Pandemi yang 'mematikan' kegiatan usaha mereka sejak Maret 2020. "Untuk membahas trik bangkit di masa sulit sekarang ini, pada Selasa (25/8) telah dilakukan forum komunikasi dengan materi diskusi publik potret UMKM, peluang dan tantangan usaha ke depan telah dilakukan," kata Ketua Panpel Forum Diskusi Publik Potret UMKM Sumsel, Bambang Purnomo dihubungi di Palembang, Rabu (26/8).
Dalam diskusi tersebut, Ketua Umum Koperasi Hijau Indonesia Berdikari, Ade Indriani dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) Sumsel, Herlan Aspiudin memberikan beberapa trik bagi pelaku UMKM. Tujuannya agar bisa bertahan dan berkembang dalam kondisi sulit dampak wabah Covid-19 yang sempat menghentikan berbagai aktivitas masyarakat dan ekonomi.
Trik yang diberikan bagi pelaku UMKM seperti harus kreatif dengan melakukan peningkatan mutu produk barang yang dipasarkan dengan menggunakan bahan baku berkualitas. Kemudian pelaku UMKM harus membuat produk yang diminati pasar dengan menyesuaikan kondisi masyarakat sasaran pemasaran baik secara lokal maupun ekspor.
Selain itu juga harus memperbaiki administrasi dan manajemen usaha sehingga seluruh kegiatan dan transaksi bisnis bisa tercatat dengan baik. Ini penting sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan untuk mengambil kebijakan atau langkah mengembangkan usaha.
Untuk memperbaiki administrasi dan manajemen UMKM di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu, pihaknya akan menggandeng pelaku usaha sukses yang ada di provisi ini dan tingkat nasional memberikan edukasi dan berbagai pengalaman mencapai kesuksesan. "Melalui upaya tersebut diharapkan pelaku UMKM Sumsel tidak hanya bisa bangkit dari keterpurukan tetapi juga dapat naik kelas," kata Bambang.
Sementara sebelumnya Gubernur Sumsel, Herman Deru mengajak masyarakat serta pelaku UMKM bangkit dari pengaruh dan ancaman wabah penyakit Covid-19 yang sejak Maret 2020 mengganggu berbagai aktivitas masyarakat dan ekonomi. "Dampak wabah Covid-19 banyak masyarakat melakukan aktivitas di rumah bahkan kehilangan pekerjaan, berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis terganggu, kondisi ini harus disikapi dengan melakukan adaptasi kebiasaan baru atau normal baru produktif aman dari Covid-19 sehingga kondisi tersebut tidak semakin terpuruk," ujar gubernur.
Menghadapi pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi waktu berakhirnya, pihaknya telah berupaya melakukan perlindungan dan penyelamatan masyarakat dari ancaman terjangkit virus Corona yang dapat menimbulkan penderitanya meninggal dunia. Begitu pula dengan kegiatan ekonomi dan bisnis di wilayah provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu didorong untuk tetap berjalan seperti biasanya dengan mematuhi protokol kesehatan antisipasi Covid-19 secara disiplin.
Melalui upaya tersebut, penyebaran virus Corona secara umum dapat dikendalikan dengan baik dan pertumbuhan ekonomi di Sumsel masih cukup tinggi, kata Herman Deru.