Rabu 26 Aug 2020 12:25 WIB

Benarkah Keturunan Nabi SAW Pernah Syiarkan Islam di Papua?

Terdapat kontroversi penelusuran sejarah keturunan Nabi SAW di Papua.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Benarkah Keturunan Nabi SAW Pernah Syiarkan Islam di Papua?. Masjid Kesultanan Ternate
Foto: Andi Nur Aminah
Benarkah Keturunan Nabi SAW Pernah Syiarkan Islam di Papua?. Masjid Kesultanan Ternate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelusuran sejarah memang seolah tak boleh berujung. Penemuan bukti-bukti sejarah semakin membuka diskursus menarik tentang konteks sejarah itu sendiri, salah satunya penelusuran tentang kebenaran adanya keturunan Rasulullah SAW dalam mensyiarkan Islam di Papua. 

Dalam buku Muslim Papua karya Dhurorudin Mashad dijelaskan, para penguasa Moloku Kie Raha dipercaya sebagai keturunan Ja'far Shodiq atau cicit dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad. Ja'far Shodiq nama lengkapnya adalah Ja'far bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. 

Baca Juga

Dia lahir di Madinah pada tanggal 17 Rabiul Awal 83 Hijriyah atau 20 April 207 Masehi. Ja'far meninggal pada 25 Syawal tahun 148 Hijriyah atau 13 Desember 765 Masehi. Disebutkan, Jafar Shodiq menikah dengan anak penguasa lokal bernama Nur Sifa serta memiliki delapan orang anak. 

Namun terkait hal ini terdapat dua kontroversi. Pertama, jika benar Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung) adalah keturunan Ja'far Shodiq, artinya keempat kesultanan itu sejak raja pertama sudah beragama Islam dan bukan baru menjadi Muslim di abad ke-15 atau 16 Masehi. 

Kedua, jika benar Kesultanan Bacan, Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Jailolo merupakan keturunan langsung dari Ja'far Shodiq dari hasil perkawinannya dengan wanita lokal, maka kedatangan Ja'far ke Maluku bukan di tahun 1250 Masehi. Sebab Ja'far hidup antara tahun 702 Masehi-765 Masehi. 

Menyikapi perbedaan realitas itu, maka terdapat dua kemungkinan dengan sejarah Islam di wilayah Maluku ini. Pertama, kemungkinan para raja Maluku memang keturunan langsung dari Ja'far Shodiq dan Ja'far datang ke Maluku masih sekitar paruh pertama abad ke-8 Masehi. Hal itu dimungkinkan terjadi karena beberapa sebab. 

Salah satunya sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib di masa pemerintahan Sayyidina Abu Bakar sampai Sayyidina Utsman sempat melakukan kembara dakwah ke wilayah timur, bahkan telah sampai ke Kalinga. Kedua, jika figur Muslim yang disebut datang ke Ternate dan menikah dengan Nur Sifa baru terjadi di tahun 1250 Masehi, maka sudah pasti dia bukanlah Ja'far Shodiq.

Bisa jadi, orang tersebut adalah keturunan kesekian dari Ja'far Shodiq yang bisa langsung datang ke Ternate atau bisa pula melalui jalur Aceh, yakni keturunan Syekh Ali Al-Muktabar bin Sayid Muhammad Diba'i bin Ja'far Shodiq bin Muhammad Al-Bakir bin Muhammad Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement