Rabu 26 Aug 2020 12:55 WIB

Keluarga Korban Penembakan Polisi AS Minta Setop Kerusuhan

Jacob Blake menjadi korban penembakan polisi AS yang menyulut demonstrasi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Jacob Blake (kanan) menjadi korban penembakan polisi di Kenosha, Wisconsin, pada Ahad (23/8). Penembakan Blake menambah panjang daftar warga kulit hitam yang menjadi korban kekerasan kepolisian di Amerika.
Foto: AP
Jacob Blake (kanan) menjadi korban penembakan polisi di Kenosha, Wisconsin, pada Ahad (23/8). Penembakan Blake menambah panjang daftar warga kulit hitam yang menjadi korban kekerasan kepolisian di Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, KENOSHA -- Ibu Jacob Blake, Julia Jackson, meminta publik yang memberi perhatian terhadap kasus anaknya untuk bersatu secara emosional. Dia mengaku kecewa atas demonstrasi yang berujung pada kerusuhan atas tanggapan penembakan Blake oleh petugas polisi Kenosha, Wisconsin.

"Itu tidak mencerminkan putra saya atau keluarga saya. Jika Jacob tahu bahwa yang terjadi sejauh itu, kekerasan dan kehancuran, dia akan sangat tidak senang," ujar Julia.

Baca Juga

Julia pun mengaku kecewa dengan kerusakan kota akibat kerusuhan selama tiga hari. Dia mendoakan petugas polisi yang bertugas menjaga keamanan selama demonstrasi dengan kekerasan terjadi di wilayah tersebut.

Wilayah Kenosha telah menerapkan jam malam yang ditetapkan mulai pukul 20.00 pada Senin (25/8). Namun, peraturan itu diabaikan oleh pada demonstran yang tetap memenuhi jalanan kota.

Saat malam semakin larut, demonstrasi yang sebagian besar damai berubah menjadi kekerasan. Beberapa orang menyalakan kembang api dan yang lainnya membakar gedung.

Presiden gerakan Black Lives Matter di dekat Lake County, Illinois, selatan Kenosha, Clyde McLemore, mengatakan demonstran akan keluar lagi pada Selasa (25/8) malam. Mereka akan menuntut agar petugas yang terlibat dalam penembakan yang telah ditempatkan pada cuti administratif harus dipecat dan dituntut.

"Kami tidak akan berhenti memprotes sampai kami menyelesaikannya. Saya tidak memaafkan pembakaran gedung atau penjarahan, tapi saya memahaminya. Tempat mereka punya asuransi, mereka akan kembali," kata McLemore.

Blake mendapatkan tujuh tembakan yang dilepaskan ke arahnya dari jarak dekat oleh polisi. Peristiwa itu terjadi ketika dia mencoba untuk menghentikan perkelahian antara dua perempuan.

Video yang diambil oleh seorang tetangga menunjukkan Blake berjalan menuju pintu samping mobil SUV miliknya, menjauh dari dua petugas yang menodongkan senjata ke punggungnya. Setelah dia membuka pintu dan bersandar ke dalam mobil, tujuh tembakan terdengar, dengan salah satu petugas menarik kemejanya.

Nyawa Blake masih tertolong meski mendapatkan tembakan yang disaksikan ketiga anaknya. Pengacara mengatakan, Blake lumpuh dari pinggang ke bawah yang kemungkinan akan permanen dan memiliki lubang di perutnya. Dia pun menderita kerusakan pada ginjal dan hati serta seluruh usus besar dan usus kecilnya perlu diangkat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement