REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tingkat kunjungan di Taman Balekambang Surakarta cukup rendah di masa pandemi Covid-19. Tontonan Sendratari Ramayana yang diadakan sekali dalam satu bulan setiap tanggal 14 pun menjadi magnet bagi pengunjung.
"Saat ini jumlah pengunjung ke Balekambang setiap harinya masih sangat rendah, hanya sekitar 150-250 orang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balekambang Sumeh di Solo, Selasa malam.
Menurut Sumeh, angka tersebut tidak sampai 10 persen dibandingkan jumlah pengunjung di hari normal. Sementara itu, pada saat hari pergelaran Sendratari Ramayana, jumlah pengunjung hampir mencapai 500 orang, sesuai dengan batas maksimal yang ditentukan selama pandemi Covid-19.
"Kalau biasanya jumlah penonton bisa sampai 3.000 orang, tetapi selama pandemi Covid-19 ini kami batasi maksimal 500 orang," katanya.
Sumeh mengatakan, semenjak adanya Covid-19, tontonan tersebut baru diadakan sebanyak dua kali, yaitu di bulan Juli dan Agustus. Sedangkan pada bulan April, Mei, dan Juni ditiadakan mengingat adanya aturan pembatasan aktivitas masyarakat.
Rencananya, sendratari Ramayana akan diadakan sebanyak delapan kali sepanjang 2020. Setelah absen selama tiga bulan, pertunjukan akan kembali ditiadakan pada bulan Desember.
"Pada Desember juga ditiadakan karena adanya pemangkasan anggaran untuk penanganan Covid-19," katanya.
Secara keseluruhan, jumlah pengunjung Taman Balekambang dari awal tahun hingga saat ini baru mencapai sekitar 150 ribu orang sehingga kemungkinan akan ada revisi target yang cukup signifikan. Tahun lalu, realisasi jumlah pengunjung di Taman Balekambang mencapai 2.601.613 orang.
Meski jumlah pengunjung sangat rendah, menurut Sumeh, pengelola objek wisata tersebut tetap memastikan perawatan Taman Balekambang. Salah satu daya tarik objek wisata tersebut adalah keberadaan rusa yang dibiarkan liar di dalam taman sehingga bisa berinteraksi dengan pengunjung.
"Saat ini jumlah rusa di Taman Balekambang ada 28 ekor," katanya.