Rabu 26 Aug 2020 16:05 WIB

Minimal 175 Juta Masyarakat Indonesia Harus Divaksinasi

Jutaan orang perlu divaksin sehingga memproduksi vaksin Covid sendiri sangat penting

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Amin Soebandrio menjelaskan Indonesia membutuhkan minimal 175 juta masyarakatnya harus dilakukan vaksinasi Covid-19. Hal ini agar kekebalan individu dengan vaksinasi bisa tercapai.

"Apakah kita mau beli dari luar semuanya? Belum tentu kapasitas seluruh dunia bisa mencukupi," kata Amin, dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh ILUNI UI, Rabu (26/8).

Terkait hal tersebut, Amin menekankan betapa pentingnya Indonesia untuk mampu memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. "Indonesia harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan vaksin sendiri. Maka kami bertekad untuk semuanya memproduksi vaksin merah putih," kata dia menambahkan.

Ia juga mengatakan, hingga pekan ketiga Agustus 2020 keseluruhan pengerjaan vaksin masih sesuai time line yang ditentukan di awal pembuatan. "Kami bersama-sama biofarma untuk memastikan produk ini bisa betul-betul membangkitkan kekebalan di individu. Di sisi lain, vaksin ini memiliki keamanan yang tinggi," kata Amin.

Sementara itu, Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy menjelaskan, proses pengembangan vaksin tidaklah mudah. Sebab, untuk dapat menghasilkan vaksin yang aman dan efektif harus melalui suatu proses yang sangat kompleks.

Selain itu, vaksin ini juga harus bisa diproduksi dalam kondisi yang konsisten. Pada akhirnya, vaksin Covid-19 ini diharapkan bisa benar-benar memberikan dampak yang besar bagi kesehatan publik.

"Ini memerlukan proses yang cukup panjang, karena syarat dari WHO untuk vaksin ini betul-betul ketat. Jadi kemurniannya harus sangat tinggi," kata Neni.

Terkait vaksin untuk penyakit yang mewabah, seperti Covid-19, juga diperlukan kecepatan. Saat ini, relaksasi regulasi sudah diterapkan agar vaksin bisa cepat bisa diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Namun, di satu sisi, proses pengembangan vaksin tidak boleh menghilangkan keamanan.

Menjawab permasalahan tersebut, Neni mengatakan diperlukan pusat pengembangan center di berbagai tempat. Hal inilah yang sekarang juga dilakukan oleh dunia termasuk lembaga penelitian di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement