Rabu 26 Aug 2020 16:24 WIB

Ratusan Guru di Surabaya Positif Covid-19, Empat Meninggal

Baru 40 persen guru di Surabaya yang tes swab dan hasilnya 137 guru positif Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto
Foto: Humas Pemkot Surabaya
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto mengaku terus memassifkan tes Covid-19 terhadap tenaga pengajar atau guru jenjang SD dan SMP di Surabaya. Irvan mengungkapkan, hingga saat ini sudah 3.127 guru atau setara 40 persen dari total guru yang ada di Surabaya, yang menjalani tes swab.

"Hasilnya yang terkonfirmasi positif totalnya 137 orang dan 4 orang meninggal dunia. Tapi yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta (bukan murni Covid-19)" ujar Irvan di Surabaya, Rabu (26/8).

Irvan mengatakan, sesuai perintah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para guru SD dan SMP hingga saat ini diminta bekerja dari rumah (WFH). Dia mengulangi, hingga saat ini yang menjalani tes masih sekitar 40 persen dari total guru SD-SMP di Kota Pahlawan.

"Masih 30 sampai 40 persen yang dites. Selanjutnya para guru diminta kerja dari rumah, tes terus dilakukan," ujarnya.

Menurut Irvan, tes massal pada guru ini sekaligus bagian dari pematangan persiapan bila nanti belajar tatap muka benar-benar dilakukan. Selain para guru, tes Covid-19 kemungkinan juga dilakukan pada para siswa. Namun itu dilakukan saat belajar tatap muka benar-benar dipastikan akan dimulai.

"Semua ini agar persiapan lebih matang, kita tidak terburu-buru memutuskan belajar tatap muka. Kami masih menyiapkan segala sesuatunya sehingga semuanya bisa terjamin keselamatannya bukan hanya murid tapi juga guru. Kalau tahapan tatap muka dimulai, para siswa dimungkinkan juga akan dilakukan tes swab," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo memastikan, sebelum memulai pembelajaran tatap muka sekolah jenjang SD dan SMP, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan kondisi kesehatan guru, siswa, maupun elemen lain yang ada di sekolah.

Supomo memastikan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan kajian-kajian mendalam sebelum rencana pembelajaran tatap muka itu direalisasikan. Artinya belum diputuskan, kapan pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

"Karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya," kata Supomo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement