Rabu 26 Aug 2020 19:26 WIB

Akses Pemasaran Jadi Masalah IKM Saat Pandemi

Sejak 2017 Kemenperin telah menciptakan program E-Smart IKM untuk pemasaran produk.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang memotret sandal hasil industri kecil rumah tangga saat melakukan digitalisasi produk untuk dipasarkan melalui daring.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Pedagang memotret sandal hasil industri kecil rumah tangga saat melakukan digitalisasi produk untuk dipasarkan melalui daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, akses pemasaran merupakan masalah klasik yang dihadapi Industri Kecil Menengah (IKM), terutama saat pandemi. Sebab saat ini, sebagus apapun barang yang diproduksi tetap agak susah dipasarkan.

"Sekarang yang paling menjanjikan adalah pasar dari pemerintah atau pengeluaran belanja pemerintah. Maka saya minta anggaran pembelanjaan daerah dibuka untuk produk khusus IKM," ujar Direktur Jenderal IKM dan Aneka Gati Wibawaningsih dalam Launching Program Indonesia Fesyen and Craft Awards (IFCA) 2020 secara virtual, Rabu (26/8).

Baca Juga

Ia menambahkan, IFCA bertujuan mencari desainer berbakat yang memiliki visi keberlanjutan dalam bidang kriya dan fashion. "Kita bikin acara ini, barang didesain bagus-bagus, kalau nggak diserap pasar akan percuma juga, tapi alangkah lebih baik pasar serap produk IKM Indonesia," kata dia.

Gati melanjutkan, target pasar harus diketahui dahulu. Apalagi sekarang banyak cara membawa produk ke pasar. Tidak hanya lewat offline tapi juga online.

"Ini harus diperhatikan para desainer dan menjadi tantangan. Bagaimana kalau membuat pameran secara online tetap menarik, karena orang hanya melihat, kalau datang langsung kan bisa lihat warna dan modelnya secara langsung," jelas dia.

Guna mengembangkan IKM digital, lanjutnya, sejak 2017 Kemenperin telah menciptakan program E-Smart IKM. Platform digital baginya penting agar produk dari produsen ke konsumen lebih cepat.

"Menjual online itu zero cost karena tidak perlu SPG dan tidak perlu bayar sewa tempat. Namun tetap harus membayar pajak," ujarnya.

Pemerintah, sambungnya, juga telah beberapa kali kerja sama dengan marketplace. Menurut dia, cara itu efektif, tidak hanya mengantarkan IKM ke pasar tapi juga mengumpulkan data mengenai produk apa yang banyak laku dan disukai pasar.

"Kami bisa sesuaikan bimbingan SDM apa biar bagus. Jadi pemasaran nggak hanya antar produk ke pasar tapi di sini desainer sudah harus mulai dan ajarkan produk dan jenis apa yang diantarkan ke pasar. Kalau hanya antarkan IKM akses pasar, sudah banyak kita lakukan," tutur Gati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement