Kamis 27 Aug 2020 00:28 WIB

IDI Minta Pertimbangkan Kembali Rencana Buka Bioskop

Menurut IDI saat kasus Covid-19 belum melandai membuka bioskop tidak tepat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Suasana gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berencana membuka kembali bioskop di masa pandemi Covid-19, dengan alasan bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berencana membuka kembali bioskop di masa pandemi Covid-19, dengan alasan bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan rencana membuka kembali bioskop. Pemerintah daerah DKI Jakarta diminta belajar dari penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) negara-negara lain, bahkan di beberapa tempat di Indonesia.

"Belajar dari sejarah, satu orang bisa menularkan hingga 5 ribu orang di Korea Selatan (Korsel). Kemudian 2.500 bisa tertular virus ini dari satu orang di sebuah pertemuan reliji di Prancis," ujar Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Rabu (26/8).

Baca Juga

Tak hanya itu, dia menyontohkan pertemuan Gowa, Sulawesi Selatan, yang bisa membuat banyak orang tertular, bahkan sekolah Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung, Jawa Barat bisa menularkan lebih dari 1.200 orang, dan beberapa pesantren.

Artinya, ia menambahkan, itu sudah bukti sangat nyata kalau berkumpul sama-sama itu berbahaya apalagi dalam waktu yang lama. Terkait janji pemprov DKI Jakarta yang menjalankan protokol kesehatan, Zubairi menegaskan kebijakan ini tetap berisiko.

"Contohnya Secapa AD juga mencoba menerapkan protokol kesehatan, tetapi lebih dari 1.000 orang tertular di satu tempat. IDI minta dikaji lagi rencana itu," katanya.

Terkait pernyataan bioskop bisa meningkatkan imun daya tahan tubuh, ia memiliki jawaban. Menurutnya menonton film memang membuat penonton merasa senang.  "Tetapi apakah bisa mencegah penularan virusnya? Tidak bisa," ujarnya.

Jika pemerintah tetap bersikeras menjalankan rencana ini, ia mengatakan itu memang terserah pemerintah. Padahal, ia menambahkan, mencegah lebih baik dibandingkan mengobati, apalagi kalau terlanjur terinfeksi maka ada tiga kemungkinan pengobatannya.

Pertama yaitu pengobatannya mudah, sangat susah, bahkan terburuk meninggal dunia. Tak hanya kelompok umur yang memiliki penyakit penyerta, ia menyebutkan anak muda yang merokok atau milenial yang menderita diabetes mellitus, gendut, juga berisiko tinggi mengalami kondisi membahayakan jiwa karena bisa tertular virus.

Terkait waktu yang tepat untuk kembali membuka bioskop, ia memperkirakan paling cepat akhir tahun apalagi kalau semua orang sudah divaksin. "Atau menunggu kasus berkurang, jumlah pasien Covid-19 semakin lama semakin sedikit, ruang rawat inap khusus Covid-19 semakin lama semakin kosong, dan ICU banyak yang kosong maka bisa melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement