REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang pendidik di lembaga pendidikan mesti menunjukan karakter positif di lingkungan pandidikannya.
Muhammad Nur Abdullah Hafiz Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting cara Nabi Mendidik Anak" mencatat ada delapan karakter mendasar yang mesti dimiliki seorang pendidik.
"Karakter-karakter mendasar yang apabila seorang pengajar memilikinya, maka akan banyak membantunya dalam melakukan aktivitas pendidikan," kata dia.
Nur mengatakan, kesempurnaan memang hanya dimiliki oleh para rasul, tetapi setiap orang boleh berusaha sekuat tenaga dan melatih diri untuk bisa memiliki akhlak yang baik dan sifat-sifat yang terpuji.
Terlebih lagi apabila dia menjadi teladan dalam dunia pendidikan yang diperhatikan dan ditiru oleh generasi baru bahwa dia adalah guru dan pembimbing mereka. Delapan karakter mendasar yang mesti dimiliki seorang pengajar yaitu sebagai berikut:
Pertama adalah tenang dan tidak terburu-buru.
عن ابن عبَّاس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم للأشجِّ -أشجِّ عبد القيس-: إنَّ فيك خصلتين يحبُّهما الله: الحِلْم، والأناة
Diriwayatkan Muslim dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj bin Abdil Qais: "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua perkara yang dicintai Allah: tenang dan tidak terburu-buru."
Kedua lembut dan tidak kasar
عن عائشة رضي الله عنها: أَن النبيَّ ﷺ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفقَ، وَيُعْطِي على الرِّفق ما لا يُعطي عَلى العُنفِ، وَما لا يُعْطِي عَلى مَا سِوَاهُ
Diriwayatkan Muslim dari Aisyah rah, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai kelembutan. Dia memberi atas kelembutan apa yang tidak Dia beri atas kekasaran dan lainnya."
Ketiga hati penyayang
عن أبي سليمان مالك بن الحويرث -رضي الله عنه- قال: أَتَينَا رسُول الله -صلَّى الله عليه وسلَّم- ونَحنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُون، فَأَقَمْنَا عِندَهُ عِشْرِينَ لَيلَةً، وَكَان رَسُولُ الله -صلَّى الله عليه وسلَّم- رَحِيمًا رَفِيقًا، فَظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَقْنَا أَهْلَنَا، فَسَألَنا عمَّنْ تَرَكْنا مِنْ أَهلِنا، فأَخبَرنَاه، فقال: «ارْجِعُوا إلى أَهْلِيكُم، فَأَقِيمُوا فيهم، وَعَلِّمُوهُم وَمُرُوهُم، وَصَلُّوا صَلاَةَ كَذَا في حِينِ كذَا، وصَلُّوا كَذَا في حِينِ كَذَا، فَإِذا حَضَرَتِ الصلاةُ فَلْيُؤذِّن لكم أَحَدُكُم وَلْيَؤُمَّكُم أكبركم
Dari Abu Sulaiman Malik bin Huwairitis RA ia berkata kami datang menghadap Rasulullah SAW saat itu kami masih muda-muda dan berusia sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama 20 malam. Rasulullah adalah seorang yang lembut dan penyayang. Beliau menyangka bahwa kami rindu kepada keluarga kami.
Beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan, maka kami pun menceritakan Kepada beliau. Beliau bersabda: "Pulanglah kalian kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka. Bimbinglah mereka dan berbuat baiklah kepada mereka. Sholatlah, sholat demikian pada waktu demikian dan sholat demikian pada waktu demikian. Apabila waktu sholat telah tiba, hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan orang yang tertua dari kalian bertindak sebagai Imam." Muttafaqun Alayh.
Keempat memilih yang termudah selama bukan termasuk dosa. Dari Aisyah RA, ia berkata bahwa tidaklah Rasulullah SAW menentukan pilihan antara dua perkara melainkan beliau memilih yang termudah di antara keduanya selama bukan termasuk dosa. Apabila termasuk dosa, maka beliau menjadi orang yang paling menjauhinya. Tidaklah Rasulullah marah untuk dirinya sendiri dalam masalah apapun kecuali apabila syariat Allah SWT dilanggar maka beliau akan marah karena Allah SWT.
Kelima toleransi
Di sinilah perlu kita pahami dengan benar apa yang dimaksud dengan toleransi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dalam bentuk yang optimal. Bukan dalam pandangan yang sempit, sehingga maknanya bukan kelemahan dan kehinaan. Tetapi, maksudnya adalah memberi kemudahan sebagaimana yang diperoleh oleh syariat.
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أَلَا أُخْبِرُكم بمَن يَحْرُمُ على النَّارِ، وبمَن تَحْرُمُ عليه النَّارُ؟ على كلِّ قريبٍ هيِّنٍ سهْلٍ
Dari Ibnu Mas'ud RA Rasulullah SAW bersabda, "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang haram masuk neraka dan neraka haram atasnya? Setiap orang yang mudah, dekat, dan toleransi." Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan komentar hadits ini Hasan.
Karakter keenam menjauhkan diri dari marah. Sesungguhnya kemarahan, fanatisme dan rasialisme adalah sifat negatif dalam aktivitas pendidikan. Bahkan, demikian juga dalam sosial kemasyarakatan. Apabila seseorang dapat menahan amarahnya dan sanggup menguasai dirinya, maka itu adalah kebahagiaan baginya dan bagi anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya. Nabi SAW pernah mewanti-wanti seseorang yang datang meminta nasihat dari beliau... kali beliau bersabda, "jangan marah!"
Ketujuh seimbang dan proporsional. Bersikap ekstrem adalah sifat yang tercela pada urusan apapun. Oleh karena itu, kita dapat di Rasulullah SAW selalu suka bersikap proporsional dan seimbang Dalam urusan tiang agama. Maka, bagaimana pendapat anda pada urusan hidup lainnya yang antara lain adalah aktivitas pendidikan yang merupakan urusan terpenting.
Gerak karakter kedelapan selingan dalam memberi nasihat. Banyak bicara seringkali tidak memberikan hasil apa-apa. Sebaliknya, memberikan nasihat yang baik dengan jarang justru seringkali menghasilkan sesuatu yang besar dengan izin Allah.
Oleh karena itulah Imam Abu Hanifah menasihatkan kepada murid-muridnya dengan mengatakan, "Janganlah engkau ungkap pemahaman agamamu kepada orang yang tidak menginginkannya."