REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- SMK yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta mulai menyederhanakan kurikulum yang sifatnya darurat. Hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 agar siswa tetap bisa mengikuti praktikum.
"Dengan menyiapkan kurikulum esensial, harapannya sisa waktu tiga bulan pada tahun ajaran sekolah sekarang ini bisa dimaksimalkan," kata pengawas SMK di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Yuli Rifiani di Kudus, Rabu (26/8).
Dia menyebut, kurikulum yang dipadatkan nantinya ada skala prioritas dalam penyampaian materi pelajarannya. Pasalnya kesempatan belajar pada masa pandemi dipastikan sangat terbatas.
Apalagi, kata Yuli, siswa SMK dituntut lebih banyak praktik dibandingkan teori "Tentunya, praktikum yang diikuti siswa nantinya memang benar-benar sangat prioritas dan tidak bisa ditinggalkan," ujarnya.
Yuli berharap kurikulum dibuat untuk semua mata pelajaran dan kelas sehingga menjadi satu dokumen sebagai jadwal perencanaan skenario praktik sekolah, termasuk jadwal setiap hari ada berapa siswa yang masuk. Bagi sekolah dengan jumlah murid banyak, dipastikan setiap siswa hanya mendapatkan kesempatan setiap dua pekan sekali mengikuti praktikum.
"Pembelajarannya tematik pada materi praktik sehingga dalam satu materi bisa memuat materi dari mata pelajaran lain sehingga bisa dinilai untuk beberapa mata pelajaran," jelas Yuli.
Sekolah yang sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka, harus minta persetujuan komite sekolah, serta persetujuan orang tua terkait anaknya mengikuti praktikum di sekolah. Orang tua, kata dia, juga diminta ikut mengawasi maupun mengontrol anaknya ketika berangkat dan pulang dari sekolah. Pengawasan terkait apakah anak benar-benar mematuhi protokol kesehatan serta tidak bermain ke temannya atau tempat lain yang berpotensi terjadi penularan virus corona.
Dalam rangka melakukan penyesuaian atau adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi, beberapa SMK di Kudus sudah menggelar simulasi praktikum di sekolah.
Salah satunya SMK Wisuda Karya Kudus yang sudah menggelar simulasi praktikum di sekolah dengan jumlah siswa terbatas.
Kepala SMK Wisuda Karya Kudus Fakhrudin membenarkan sekolahnya sudah melakukan simulasi praktikum di sekolah dengan jumlah siswa terbatas. Tujuannya untuk mengenalkan siswa dalam mengikuti praktikum pada masa pandemi karena harus memakai masker dan penutup muka serta menjaga jarak dengan siswa lain.
Setiap guru hanya mendampingi antara empat hingga enam anak. "Siswa yang mengikuti praktikum juga harus mendapatkan persetujuan orang tuanya," kata Fakhrudin.
SMK Wisuda Karya juga sudah menyaipkan kurikulum sederhana dengan menyesuaikan siswa waktu yang tersedia sehingga mata pelajaran yang disampaikan hasilnya lebih maksimal.