REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara dan tradisi yang dilakukan umat Islam dalam menyambut tahun baru Islam pada 1 Muharam hingga pada hari ke sepuluh. Terkadang, untuk menyemarakkan syiar dan dakwah, umat Islam menyelenggarakan kegiatan dengan tema gebyar Muharam atau hijrah. Berikut sejumlah cara peringatan Asyura atau menyambut tahun baru Islam di sejumlah negara.
Peringatan Asyura di Iran
Sebagai negara Muslim yang penduduknya adalah pengikut Syiah, peringatan Asyura menjadi ritual mutlak di Iran. Ritual Asyura yang berkembang di Iran, menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern, antara lain adalah prosesi dan pertunjukan lakon tanpa gerak atau dialog tentang tragedi Karbala.
Para peserta prosesi terbagi ke dalam beberapa kelompok, seperti sinahzan (orang-orang yang memukuli dada mereka dengan telapak tangan), zanjirzan (orang-orang yang memukuli punggung mereka dengan rantai), dan syamsirzan (orang-orang yang melukai dahi mereka dengan pedang atau pisau). Sebagian juga menyiksa diri mereka dengan batu. Yang lain membawa alam yang melambangkan panji-panji Husain di Karbala.
Dalam beberapa prosesi, nakhl (pohon kurma) dibawa karena menurut tradisi jenazah Husain yang tidak berkepala dibawa dengan usungan yang terbuat dari cabang-cabang pohon kurma. Prosesi ini diiringi barisan musik dukacita dan perang. Prosesi teragung berlangsung di hari Asyura itu sendiri.
Sementara dalam ritual diam, ada raudhah khvani, pembacaan dan pelantunan kisah Husain, keluarganya, dan para pengikutnya di pertempuran Karbala yang berdarah. Seorang pendongeng martirologi Syiah duduk di hadapan hadirin di mimbar di dalam kemah hitam, di bawah kajang, atau di gedung besar khusus yang disebut Husainiyah atau takiyah. Ritual diam paling terkenal di Iran adalah ta'ziyah, satu-satunya drama serius yang dikembangkan di dunia Islam, drama yang membawakan kesyahidan Husain di hari Asyura.
Asyura di India dan Pakistan
Ritual Asyura di kedua negara ini mengikuti pola Iran dengan beberapa pengurangan dan penambahan.Ta'ziyah sebagai bentuk teatrikal dramatis tak dikenal di kedua negara ini. Pembacaan lukisan Syiah tidak ada. Namun, yang menarik dari perayaan hari Asyura di kedua negara ini adalah fakta bahwa kaum Sunni dan bahkan Hindu ikut aktif dalam banyak ritual Asyura. Bahkan, kaum Sunni memiliki ritual tersendiri.
Ciri paling khas dari peringatan Asyura di anak Benua India-Pakistan adalah penafsiran artistik raksasa tentang mausoleum Husein yang dibawa dalam prosesi Asyura. Pada akhir Asyura, struktur-struktur ini, yang disebut ta'ziyah, dikuburkan di pemakaman lokal yang disebut Karbala atau dibenamkan di air.
Jenis raudhah khvani dalam peringatan kesyahidan Husain, yang disebut majelis atau majelis di India, dilaksanakan di bangunan terbuka atau di gedung khusus yang disebut imambarah atau asyurkhanah.
Asyura di Karibia dan Irak
Ritual Asyura banyak yang dibawa oleh kaum Muslim India ke Karibia pada paruh pertama abad ke-19 M. Peringatan Asyura di sana disebut Hosay dan berlangsung selama tiga malam dan satu hari. Malam terakhir Asyuralah yang paling spektakuler, di mana berbagai replika warna-warni makam Husain yang disebut tajas, yang tingginya hampir lima meter, diarak menyertai tassah dan irama tabuhan.
Sementara di Irak selatan, prosesi dan majelis merupakan pemandangan umum pada sepuluh hari pertama bulan Muharram, yang berpuncak di hari Asyura itu sendiri. Seperti halnya di Karibia, perayaan Asyura di Irak selatan juga tampak meriah.