REPUBLIKA.CO.ID, KENOSHA -- Sebanyak dua orang meninggal dunia dan satu korban luka-luka pada malam ketiga protes di kota Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat (AS), Rabu (26/8). Protes kembali muncul setelah penembakan terhadap Jacob Blake oleh anggota polisi pada akhir pekan.
Departemen Kepolisian Kenosha melaporkan, tembakan di demonstrasi meletus sekitar pukul 23.45 pada Selasa (25/8) dengan setidaknya tiga orang terkena. Korban tembakan dibawa ke rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam jiwa.
Video media sosial menunjukkan baku tembak di antara warga sipil dengan beberapa orang menyerbu seorang pria dengan senjata panjang yang tampaknya telah terlempar ke tanah. Video tersebut menunjukkan dia menembaki orang-orang yang bergegas ke arahnya, salah satunya jatuh ke tanah. Beberapa bidikan lainnya terdengar kembali.
Laporan The New York Times menyatakan, polisi sedang menyelidiki apakah penembakan itu berasal dari konflik antara kelompok yang menjaga sebuah pompa bensin dan para pengunjuk rasa. Sebelumnya, polisi telah menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa Blake.
Polisi dengan perlengkapan anti-huru-hara bentrok setelah gelap dengan sekitar 200 demonstran yang menentang jam malam di luar pengadilan dan taman yang berdekatan di pusat Kenosha. Beberapa kendaraan patroli lapis baja bergaya militer terlihat bermanuver di sekitar gedung pengadilan, menembakkan gas air mata ke arah kerumunan. Banyak di antaranya melemparkan botol air, petasan, dan benda-benda lainnya ke arah polisi.
Ketika polisi memerintahkan pengunjuk rasa untuk membubarkan diri, kerumunan menanggapi dengan melawan. Polisi kemudian menembakkan peluru karet. Gangguan itu terjadi beberapa jam setelah Gubernur Wisconsin, Tony Evers, mengumumkan keadaan darurat dan berjanji untuk mengerahkan pasukan Garda Nasional tambahan dalam upaya memulihkan ketertiban di kota berpenduduk sekitar 100 ribu orang.
Para pejabat menyalahkan pihak luar atas sebagian besar pelanggaran hukum seputar protes. Dilaporkan sekitar tiga lusin kebakaran terjadi pada Senin (24/8) malam, sebagian besar di lingkungan yang didominasi minoritas dengan banyak bisnis dibakar.
Pihak berwenang pun mencoba memblokir semua jalur keluar yang mengarah dari Interstate-94 ke Kenosha County dari kota Racine di selatan ke perbatasan Illinois di sepanjang Danau Michigan. Upaya ini dilakukan untuk membatasi lalu lintas luar ke dalam kota.
Pembatas lalu lintas dan pagar tebal juga dipasang di sekitar sekelompok bangunan umum di pusat kota, termasuk gedung pengadilan, departemen kepolisian dan markas sheriff, dalam upaya melindungi mereka dari kemungkinan pembakaran atau vandalisme. Evers menyerukan ketenangan untuk melakukan protes.
"Kita tidak bisa membiarkan siklus rasisme dan ketidakadilan sistemik terus berlanjut. Kami juga tidak dapat terus menempuh jalur kerusakan dan kehancuran ini," ujar Evers.
Keluarga dan pengunjuk rasa menuntut agar petugas yang terlibat dalam penembakan dipecat dan diadili. Petugas tersebut saat ini sedang diberikan cuti administratif.
Meski begitu, keluarga Blake meminta unjuk rasa berjalan damai dan menghentikan kerusuhan yang terjadi. Ibu Blake, Julia Jackson, menyerukan persatuan dan berdoa untuk petugas polisi.
Julia juga mengatakan putranya tidak akan menyetujui kerusakan yang terjadi di kota. "Itu tidak mencerminkan putra saya atau keluarga saya," ujarnya.
Penembakan terhadap Blake pun sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Wisconsin. Polisi Kenosha telah menyerahkan semua kasus kepada penyelidik negara bagian.