REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE - Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windu Purnomo menyatakan angka kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Maluku Utara (Malut) berada di urutan kelima secara nasional. Menurutnya angka itu mudah dikurangi karena geografisnya daerah kepulauan.
"Kasus penularan Covid-19 di Malut bisa dikurangi, asalkan masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan," katanya di Ternate, Rabu.
Menurut dia, di wilayah Jawa jika ada satu titik daerah merah maka akan sangat cepat menyebar ke daerah atau kabupaten/kota lain. Jawa dengan jumlah penduduk yang banyak memungkinkan orang berhimpitan dan bergerak dengan mudah dari satu daerah ke lainnya.
"Kalau di Jawa yang satu zona merah bersebelahan dengan zona kuning, maka seminggu saja dengan cepat menyebar dan membuat daerah sebelahnya juga ikut menjadi zona merah," kata Windu.
Selain itu, kondisi Malut ini harus tetap dijaga pengendaliannya. Jangan sampai pergerakan orang antarpulau, khususnya daerah zona oranye ke daerah zona hijau yang ada di Taliabu.
"Harus selalu diawasi pergerakan antara zona kuning dan oranye ke zona hijau sehingga dapat diminimalisir penyebaran virus corona itu," katanya.
Windu berpendapat Malut sudah hampir berhasil dalam menangani penyebaran Covid-19. Jika terus dilakukan pengawasan dengan baik, sebentar lagi status Malut zona oranye akan berubah menjadi zona kuning.
Dia juga menekankan pentingnya sosialisasi pola hidup sehat dan keteladanan dari dan tokoh-tokoh masyarakat, agama, adat dan pemerintahan dalam penerapan protokol kesehatan.