REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap program subsidi upah kepada pekerja dan buruh bergaji kurang dari Rp 5 juta per bulan bisa ikut mendongkrak daya beli. Menurutnya, daya beli yang kembali naik akan berbuntut pada kenaikan konsumsi rumah tangga sehingga mengamankan Indonesia dari jurang resesi ekonomi.
"Ya memang dengan adanya PHK, kemudian omzet usaha turun, ini konsumsi rumah tangga juga terpengaruh. Semuanya terpengaruh," kata presiden saat memberikan bantuan subsidi gaji di Istana Negara, Kamis (27/8).
Demi menggenjot konsumsi ini, pemerintah memang telah merilis sejumlah insentif atau bantuan. Mulai dari bantuan langsung tunai kepada masyarakat, hibah kepada pelaku UMKM, hingga yang terbaru adalah subsidi gaji kepada karyawan dan buruh.
"Totalnya enggak tahu ini berapa puluh juta masyarakat yang telah kita berikan bantuan ini. Kita harapkan dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli masyarakat meningkat, dan kita harapkan pertumbuhan ekonomi negara kta indonesia menjadi kembali pada posisi normal," ujar Jokowi menjelaskan.
Per hari ini, pemerintah mulai mencairkan bantuan subsidi kepada pekerja atau buruh bergaji kurang dari Rp 5 juta per bulan. Bantuan sebesar Rp 2,4 juta per orang akan diberikan dalam dua tahap. Secara simbolis, pencairan tahap pertama kepada 2,5 juta peserta BPJS Ketenagakerjaan pada hari ini diwakilkan oleh sejumlah pekerja dan buruh yang hadir di Istana Negara. Total, ada 15,7 juta pekerja dan buruh yang akan menerima bantuan ini hingga September mendatang.