REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Klub milik David Beckham, Inter Miami turut melakukan aksi protes menyikapi penembakan Jacob Blake di Amerika Serikat. Skuat the Heroes, untuk sementara, berhenti bermain sebagai bentuk simpati pada korban.
Sebelunya para pebasket di NBA turut melakukan hal serupa. Mereka memboikot pertandingan yang harusnya berlangsung pada Rabu (26/8) waktu setempat
Segenap olahrawan tersebut menolak bertanding untuk medukung kampanye Black Lives Matter. Kampanye demikian, pernah terdengar di seluruh dunia pasca kematian George Floyd, pada Mei 2020 lalu.
Lima dari enam pertandingan Major League Soccer (MLS) ditunda. "Salah satunya, duel antara Inter Miami kontra Atalanta United," demikian laporan yang dikutip dari Mirror, Kamis (27/8).
Tiga partai Major League Baseball dibatalkan. Itu karena para pemain memilih undur diri.
Aksi protes dimulai ketika Miwaukee Bucks memboikot pertandingan play-off NBA melawan Orlando Magic. Klub basket tersebut berbasis di Wisconsin, daerah tempat kejadian perkara.
Saat ini Bucks sudah memimpin 3-1. Tim polesan Mike Budenholzer hanya butuh satu kemenangan untuk lolos ke semifinal wilayah timur. Namun menjelang game kelima, para pemain Bucks tidak keluar dari kamar ganti.
"Ada hal yang lebih besar dari basket. Keputusan hari ini menunjukkan kami sudah muak. Cukup sudah. Perubahan perlu terjadi. Saya bangga dengan sikap tim, dan saya berdiri 100 persen di belakang para pemain untuk membantu membuuat perubahan nyata," tulis Wakil Presiden Milwaukee Bucks, Ales Lasry di twitter, dikutip dari Mirror, Kamis (27/8).
Dari cabang sepak bola menunjukkan sikap yang sama. Dalam sebuah pernyataan, MLS turut bersedih dan merasa ngeri mendengar peristiwa penembakan Blake.
MLS mengutuk segala bentuk perilaku rasisme. Semua bersama-sama memperjuangkan kesetaraan.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, terjadi penembakan di Kenosha, Wisconsin, AS. Polisi memberondong seorang kulit hitam bernama Jacob Blake dengan tujuh tembakan.
Peristiwa tersebut berlangsung di depan anak-anak korban. Apa yang terjadi kembali memicu kemarahan publik. Rentetan aksi unjuk rasa mulai terlihat di berbagai daerah di Negeri Paman Sam.